"Bijaklah memilih pasangan, karena anak tidak dapat memilih siapa orang tuanya dan dimana ia lahir. Tapi kita, bisa memilih untuk menikah dengan siapa dan menjadi orang tua yang seperti apa"
-Anonim-
Sering nggak sih sebagai anak ditanya: kamu tuh maunya apa sih? Saya sudah membelikan ini, itu. Tapi kamu masih saja begitu! enggak nurut (dengan nada bicara yang tinggi). Coba bayangin, anak bisa jawab apa kalau begitu caranya?
Mau jawab, dikira melawan. Diam aja, dikira nggak punya mulut. Sebenarnya mau dapat jawaban apa sih? Beneran nanya atau mau marah-marah? Mungkin niatnya mendidik, tapi kok caranya menghardik?
Pernah gak, cba tanya pelan-pelan. Dan coba sabar dengerin Jawabannya?
Aku sedih sering lihat anak-anak yg diajak bicara dengan nada tinggi, penuh bentakan. Padahal nih ya, kita bisa milih untuk pakai bahasa lebih lembut.
"Aduh gmna? susah ngerubahnya, orang udah kebiasaan bentak dan itu b aja ko di lingkungan ini".
Ok, skrg lihat!
Ketika diri kita disuruh berubah dari yang suka ngomong pake suara keras dan bentak2 ke suara yg lembut dan bahasa yg halus. Bisa gak langsung berubah? Engga kan? Susah malah. Prosesnya panjang.
Terus, kalo buat ngubah diri sendiri aja susah. Kenapa, kita nuntut banyak ke anak buat langsung jadi baik?
Mereka sama dengan kita. Butuh waktu buat berproses.
So, yakinkan diri ketika menghadapi anak. Perlakukan ia, seperti kita mau diperlakukan.
"Tapi, kalo gak dibentak, dia gak denger, gak nurut"
Bentakan mungkin bisa langsung bikin anak nurut dalam waktu cepat. Alasannya apa? Ya takut lah. Bukan keinginannya.
Menurutku, melihat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia memperlakukan anak usia di bawahnya.
Karena anak mengajarkan banyak hal, salah satunya adalah menjawab pertanyaan sebanyak apa bisa kita bisa sabar?
dan segiat apa kita belajar untuk menemukan cara yang lebih baik dalam mendidiknya.
Karena mendidik anak, sama dengan mendidik diri. Sebelum menuntut anak ini itu, coba tuntut diri kita sendiri bisa atau tidak?
Untuk yang sudah jadi orang tua dan mungkin merasa bersalah setelah melihat tulisan ini. Tenang, kamu nggak sendiri. Ingatlah, tidak ada orang tua yang sempurna karena kita tetaplah seorang manusia. Mungkin yang membedakan adalah apakah kita mau belajar setelah ini, atau mengulangi kesalahan yang sama?
Untuk anak yang memiliki orang tua yang mungkin pernah berbuat kasar kepadamu, ini pesanku:
Sebesar apapun kesalahan orang tuamu, percayalah dia selalu sayang padamu dan selalu mengusahakan yang Terbaik untukmu.
Mungkin ada beberapa luka yang tidak sembuh, namun perlahan aku yakin luka itu itu akan mampu kita peluk erat dan berkembang menjadi perasaan ikhlas.
Jika kita tidak bisa mengubah orang tua, dan saya rasa itu sulit. Maka, kelak jadilah orang tua yang lebih baik dari orang tuamu sekarang.
#samasamabelajar
#belajarsamasama
#belajarsepanjanghayat