^^

Terimakasih atas kunjungannya^^ Semoga harimu selalu dipenuhi dengan kesenangan dan keberkahan. Sudahkah anda bersyukur untuk hari ini??

Ads Here

Minggu, 08 Maret 2015

contoh pengalaman konyol

When I was children

Di suatu hari entah hari apa, layaknya anak-anak lain aku bermain rumah-rumahan bersama kedua temanku yaitu tika dan ikin. Kami senang sekali membuat rumah-rumahan entah di dalam rumah maupun di luar rumah dan saat itu kami memutuskan untuk membuat rumah-rumahan di pinggir rumahku. kami mendirikan rumah menggunakan beberapa kain yang berlapis juga ditempel di pinggir kandang ayam milik Ibuku. Tentu saja tanpa sepengetahuannya :D
Layaknya kehidupann sehari-hari diceritakan saat itu kami membutuhkan makanan, akhirnya kami membuat kompor lengkap dengan api sungguhan diluar 'rumah' bikinan kami, kompornya pun ala kadarnya hanya terbuat dari bekas kaleng susu yang diisi rerumputan liar dan air yang diletakkan di atas tumpukan batu yang telah berapi. Betapa senangnya kami dapat bermain api (red: secara diam-diam).
Lama kelamaan tanpa sadar api semakin membesar dan sedikit membakar plastik yang ada di dekatnya. Akupun menyuruh tika untuk mengambil air menggunakan bekas gelas air mineral, "tik,ambilin air sih tolong" suruhku, "gak mau ah jauh, kamu aja" sanggahnya, akupun mengalah dan mengambil air di kamar mandi rumah, namun baru saja aku mengambil air sudah ada yang teriak "kebakaran ..kebakaran". sontak saja aku kaget melihat orang-orang yang berlarian mengambil air dengan ember sedangkan aku hanya memegang air satu gelas bekas air mineral. Tidak berapa lama seseorang menannyakan "siapa yang main api?" aku hanya bisa menangis karena semua temanku sudah pergi duluan (sungguh tak bertanggung jawab), kemudian aku dimarahi oleh kakakku yang bernama Ami, sedangkan Ibuku hanya menasehatiku agar tak bermain api secara diam-diam. Saat itu aku masih menangis dan api sudah padam. setelah itu datanglah seorang tamu yaitu bibiku dan menanyakan apa yang terjadi hingga aku menangis. Ibukupun menjelaskan, Aku?? ya masih nangis to. Bibikupun menghampiriku, lalu memberikan sejumlah uang kepadaku supaya aku berhenti menangis, sialnya kakakku yang tadi memarahiku malah menannyakan "kamu dikasih berapa?" DAMN!! sudah memarahi masih berani nanya x_x (dalam hati).
Akhirnya akupun berhenti menangis (bukan karena dikasih uang ya, karena nangis itu bikin capek dan juga butuh energi besar) dan suasanapun kembali normal. Pesan yang aku ingat dari para tetangga " kalo main api gak usah ngumpet-ngumpet nanti bisa kebakaran lagi", aku hanya mengiyakan dan sejak saat itu kami tidak lagi bermain api.

#Iniceritakumanaceritamu?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini