Minggu, 08 Mei 2022

Kuliah Bidikmisi dan Tanggung Jawab pada Diri serta Negeri Ini (Catatan 12 November 2020)

Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan yang berasal dari pemerintah yang ditujukan kepada rakyat yang tidak mampu secara ekonomi dalam membayar perkuliahan.

Bantuan tersebut berupa penggratisan uang kuliah tunggal, biaya hidup dan beberapa program pengembangan diri yang disesuaikan dengan kebijakan kampus masing-masing.

Kali ini aku akan bercerita dari sisi yang lain, jadi sebelum kita mengajukan beasiswa Bidikmisi, ada banyak persyaratan yang harus dilengkapi sebagai dokumen pendukung yang akan menentukan apakah kita masuk ke dalam kriteria mendapat bantuan atau tidak.

Salah satu persyaratan yakni pembuatan surat keterangan tidak mampu yang dicapai oleh kecamatan. Jujur saja, saat mengajukan surat tersebut rasanya harga diri ini cukup turun karena pada keseharian saya merasa tidak terlalu tidak mampu hal ini saya simpulkan ketika saya merasa cukup dan tidak pernah merasa kekurangan dalam kebutuhan pokok seperti makan. namun hal ini berubah ketika penghasilan orang tua dibenturkan dengan biaya pendidikan yang cukup mahal bahkan tergolong sangat mahal. Di saat itulah saya menyadari bahwa, bisa makan sehari-hari saja tidak cukup. Ada hal besar lain yang perlu dibiayai dan perlu diperjuangkan yakni pendidikan.

Akhirnya saya memilih jalan untuk mengajukan beasiswa Bidikmisi dengan tujuan meringankan beban orang tua juga agar bisa membiayai diri sendiri. Maklum saja, pekerjaan orang tuaku yang sebagai buruh jahit hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.

Saat saya meminta sktm, saya meyakinkan diri dengan bertekad untuk "tidak papa sekarang tidak mampu dan meminta bantuan, kelak berusahalah untuk menjadi mampu dan jangan lupa untuk membantu orang lain ya ". 

Meskipun banyak problematika yang terjadi pada penyelenggaraan Bidikmisi, nyatanya bantuan ini sangat penting dan dibutuhkan bagi banyak orang.

Mahasiswa yang termasuk dalam kriteria layak menerima bantuan Bidikmisi biasanya memiliki prestasi yang membanggakan. Saya ya termasuk mahasiswa yang prestasinya biasa-biasa saja. Hanya saja, Saya memiliki semangat untuk mencari ilmu menggali ilmu lebih dalam demi mewujudkan cita-cita dan mimpi saya dalam membangun Negeri.

Tak apalah tidak berprestasi secara nyata ataupun terlihat saat ini. Namun kontribusi saya setelah berkuliah ataupun saat ini harus jelas. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab saya terhadap bantuan biaya yang berasal dari masyarakat untuk saya. Istilahnya supaya merek gak rugi bayar pajak yang pajaknya untuk menguliahkan anak orang lain. Saya selalu diingatkan oleh kaka saya "Dek, ingat ya, beasiswa yang kamu dapat dan gunakan itu, bisa jadi berasal dari bapak penjual siomay, tukang beca dan lain-lainnya. Harus bisa bijak menggunakannya, ini amanah mereka, paham ya?"

Saya kadang berpikir, kenapa ya pendidikan tinggi tidak digratiskan saja, minimal cukup pada uang kuliah tunggal yang dibebaskan. Biaya hidup mungkin bisa dicari. seringnya mahasiswa kesulitan mengakses pendidikan tinggi karena harus membayar uang pertama dimuka. hal ini tidak jarang membuat seseorang menjadi malas untuk meneruskan pendidikannya sampai jenjang perguruan tinggi. Dan merasa cukup dengan sekolah saja. Tapi saat ini saya mengerti, karena biaya operasional sebuah kampus tidaklah murah, tidak mungkin semua terbiayai oleh pemerintah, apalagi kasus korupsi yang tinggi. Huh!

Saya rasa banyak orang berminat dan ingin melanjutkan sekolahnya hingga tinggi, namun sekali lagi kesempatan di negeri ini ini belum merata sama sekali.

Menurutku tak apa tak ada Bidikmisi, yang terpenting seluruh rakyat mendapat akses yang sama terhadap pendidikan tinggi. Karena akses pendidikan sangat membuka peluang bagi insan didik untuk memperbaiki hidupnya di masa depan. Selain itu hal ini akan mendorong budaya baru tentang sebuah semangat menuntut ilmu, yang berdampak positif pada kehidupan bangsa di masa depan.

Masyarakat kita yang mungkin saat ini masih sering termakan hoax, berpikir tertutup, saling ujar kebencian, kebejatan di mana-mana. Saya yakin kuncinya ada di akses merata pendidikan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini pendidikan kita mulai mengarah bahkan difokuskan pada pendidikan karakter. Hal ini menjadikan kita perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap sistem pendidikan agar pendidikan mampu berkembang sesuai zamannya. Dengan begitu hasil pendidikan bukan lagi seseorang yang hanya mengandalkan ijazah dan orang dalam, namun juga keterampilan yang dimilikinya yakni kompetensi sesuai dengan bidangnya.

Jalan Hidup memang bukan hanya perguruan tinggi, namun lewat perguruan tinggi akses terhadap kehidupan yang lebih luas semakin terbuka. Di sana banyak dosen ternama, insan pendidikan yang penuh pengalaman juga cerita yang tiada henti tentang perkembangan negeri. dari sana kita dapat belajar Bagaimana menjadi diri yang independen serta berpikiran terbuka. Bagaimana menjadi diri yang ber mental tangguh sebagai syarat menjadi warga dunia global. Bagaimana kita berjiwa lokal berwawasan global.


" Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan." -Tan Malaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar