Minggu, 12 November 2023

Kekuatan "Teman Sejati" yang bernama..........

 





Hari ini, kamu telah menjadi pribadi yang baru.

Kamu tidak lagi menutup diri seperti di masa lalu, saat ini kamu siap untuk berteman dan membangun relasi dengan orang lain. Dulu, kamu takut untuk melakukannya dan kamu merasa ditolak oleh lingkungan pergaulan karena kamu merasa engga bisa mengikuti obrolan mereka apalagi memberi manfaat yang lebih untuk mereka.

Di tempat kerjamu yang baru, kamu menemukan lingkungan baru yang membuatmu bersyukur karena merasa diterima sebagai dirimu seutuhnya. Lalu, kamu mulai tampil bercerita, mendengarkan kisah mereka, juga mulai saling bertukar ide dan memecahkan solusi bersama. Ini sungguh perasaan menakjubkan!

Hari berganti, satu bulan telah terlalui sejak dirimu memutuskan untuk lebih bisa terkoneksi dengan dunia luar dan menerima segala yang terjadi di masa lalu, kamu paham sekali bahwa seburuk-buruknya masa lalu, masih ada masa depan yang perlu diperjuangkan. Dan kamu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengikhlaskan segalanya.

Namun, entah kenapa pada saat ini rasa tak nyaman itu kembali muncul. Kamu sudah bisa terbuka, tapi nyatanya dirimu masih merasakan kesepian itu, meski di tengah keramaian.

YaAllah, perasaan apalagi ini? mengapa terjadi secara berulang? Aku hanya ingin berteman seperti biasa, tapi kenapa setelah aku mencoba membuat koneksi dan keterbukaan komunikasi itu mulai tampil, aku malah merasakan sepi. Aku merasa, orang lain menilaiku menjadi pribadi yang berbeda. Apa salahku? tanyamu dalam hati. Kamu menangis, lalu menghubungi teman kepercayaanmu untuk menjelaskan perasaan yang sedang kamu alami.

Kamu begitu bergetar dan ingin menangis saat menceritakannya, padahal kamu sadar kamu engga mengalami masalah apapun. Kamu hanya merasa terputus koneksi dengan lingkunganmu.

Awalnya kamu bisa berteman, namun akhirnya kamu kembali sibuk dengan dirimu dan kembali tenggelam dalam rasa sepi. Sungguh hidup ini tidak adil yaAllah.

Temanmu memintamu untuk menarik nafas dan perlahan menghembuskannya agar dirimu lebih tenang.

Banyak hal yang disampaikan oleh temanmu tentang perasaanmu. Namun, poin yang kamu paling tangkap adalah "Sesungguhnya, teman sejati yang selalu bisa menemuimu bukanlah pasanganmu, temanmu, sahabatmu ataupun keluargamu, ia bernama 'Amal Sholih' ia yang akan menemanimu sampai setelah kematian, bisa jadi perasaan sepi yang hadir dan selalu menghantui adalah pesan dan kode dari Allah untuk lebih mendekat padaNya dengan memperbanyak amal shalih, hanya itu, hanya itu bestie yang bisa mengisi kekosongan dalam hati"

Amal sholih yang sifatnya tak berbatas, itulah yang bisa mengisi ruang sepi dalam hatimu yang tak terbatas pula kedalamannya.

Meski merasa berat, pahit, namun kamu tetap berusaha mendengar dan merenungkan nasihat itu. Dan pada akhirnya, kamu mencoba kembali apa yang telah kamu mulai yaitu: Menyambung tali silaturahim, namun kali ini kau luruskan niat, bukan karena egomu, namun karena Tuhanmu. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar