Duh.. kok aku takut ya jadi orang tua"
"Jadi orang tua sepertinya banyak salah ya"
"Pusing, kalo harus ini itu, dah lah mengalir saja"
Menjadi orang tua adalah suatu pekerjaan yang sulit dan melelahkan.
Saya belum pernah menjadi orang tua, namun saya pernah menjadi anak.
Memasuki usia 20, saya banyak melihat banyak orang tua yang begitu berjuang dan rela bersusah payah demi menghidupi anaknya.
Memenuhi kebutuhan anak lahir dan batin pasti tertanam pada setiap orang tua yang bertanggung jawab.
Pun begitu, setiap orang tua pasti mengusahakan yang terbaik untuk anaknya. Itu hal yang saya yakini hingga saat ini.
Itulah mengapa, meski kita sebagai anak, terlahir di keluarga yang mungkin belum menerapkan pola asuh yang 'Ramah Anak' atau yang parah hingga 'Toxic' kita tetap menghormati dan mengasihi orang tua kita sebaik-baiknya.
Mengapa? Zaman kita dan zaman mereka berbeda. Wajar, bila pola pengasuhan yang dijalankan masih menggunakan metode 'warisan' turun temurun yang cenderung konservatif dan mengikuti insting sebagai orang tua saja.
Hal tersebut juga didukung dengan akses kepada 'ilmu parenting' yang masih sulit dan belum dianggap sebagai sesuatu yang bisa dipelajari sebelum memiliki anak.
Nah, kita sebagai generasi yang lahir di zaman serba mudah, akses informasi yang beragam dapat memutus mata rantai pola asuh yang 'konservatif' menjadi lebih demokratis.
Apa itu? Yaitu pola asuh yang melibatkan anak sebagai subjek pendidikan bukan objek pendidikan. Jadi, keberadaan anak diakui sepenuhnya sebagai subjek manusia Utuh yang memiliki perasaan, dan pilihan atas tindakan yang diberikan kepadanya.
Tugas orang dewasa, yaitu memahami bagaimana bentuk komunikasi yang dapat diterima anak sesuai dengan perkembangan jiwanya.
Bila, anak-anak memiliki kekuatan atas tindakan di hidupnya. Maka, sudahlah penuh dia mengenal diri, mampu menolong diri dan mungkin mampu menolong orang lain diluar dirinya.
Segala apa yang ada di Bumi disiapkan dengan ilmu memahaminya.
Tak terkecuali pendidikan dan pengasuhan untuk anak. Biasa dikenal dengan parenting.
Anak merupakan anugerah sekaligus amanah dari yang Maha Kuasa.
Dia Indah sebagai anugerah namun jangan lupa kita berkewajiban untuk menjaganya sebagai bentuk tanggung jawab kita terhadap amanah dari yang Maha Kuasa.
Pemenuhan kebutuhan baik fisik maupun non-fisik perlu diusahakan sebaik-baiknya oleh orang tua.
Wah berat sekali ya rasanya?
Iya, memang berat.
Namun sekali lagi, setiap ada kesulitan selalu ada kemudahan.
Setiap tantangan pasti ada ilmu untuk mengatasinya.
~Ah, masih jomblo nih kok sudah ngobrolin parenting mulu, nanti ajalah kalo punya anak, biar learning by doing!
Ya mumpung masih jomblo, punya banyak waktu buat belajar apapun. Saat punya anak, apalagi bayi, saya rasa untuk membuka buku saja perlu curi-curi waktu disela aktivitas lainnya. Beuuh.. lebih capek bestie!
Learning by doing memang salah satu metode pembelajaran yang dpt kita gunakan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan pengasuhan yang dilakukan dengan learning by doing tanpa ada bekal sebelumnya lebih banyak memberikan dampak negatif pada perkembangan anak.
Tak jarang, anak pertama biasanya menjadi korban salah asuh dari orang tua karena mengaku masih 'belajar' dan meraba ilmu mendidiknya. Syukur, bila orang tua memiliki kesadaran belajar dan memperbaiki diri. Bila tidak? Ya, akan terjadi berulang pada anak berikutnya. Sedih ya?
Maka, sebaiknya Learning by doing dijadikan metode terakhir ketika kita sudah belajar sesuatu sebelumnya dari para ahli ataupun pengalaman orang lain.
Dengan belajar parenting lebih dini, setidaknya kita memiliki banyak referensi tentang cara menghadapi anak saat proses pendidikannya.
Karena sejatinya, mendidik anak adalah mendidik diri sendiri.
Anak juga cermin diri
Apa yang kita katakan, dan lakukan
Itulah yang kita ajarkan pada anak.
"Didiklah anakmu, minimal 20 tahun sebelum ia lahir ke dunia"
Artinya apa? Didiklah diri kita dulu untuk menghadapi diri kita sebagai anak dan juga mendidik anak nanti.
Semoga anak-anak Indonesia mampu menjadi manusia yang bermanfaat bagi Diri, Agama, Nusa dan Bangsa adalah doa yang terpanjat dari orang tua, dan tentu orang tua juga idealnya mengusahakan hal tersebut dengan memberikan anak jalan untuk dapat bermanfaat dalam kebaikan.
Karena parenting bukan hanya ilmu untuk menjadi orang tua namun juga menjadi anak.