Selasa, 26 Desember 2023

Nasehat sang Ibunda

 


Tentang Angka, mau dan mampu.

Ibuku pernah menitip pesan, meski bukan dari lisannya
mungkin lewat doanya, tapi pesannya sampai padaku, kira2 begini:

"Nak, bagaimana pun keadaannya, yang namanya pendidikan harus terus diperjuangkan, jangan berhenti karena ada halangan, majulah, InshaAllah ada jalan entah dari jalan yang kau perjuangkan ataukah dari jalan yang Allah pilihkan karena hanya dengan ilmu, jalan terbaik menuju kemuliaan"

Kusimpan erat pesannya dalam ingatan, tak sadar ternyata hal tersebut jadi settingan dalam diri yang terinstall bagai pondasi dalam tiap keputusan.

Suatu hari, kuputuskan untuk mencoba mengembangkan pikiran lewat bacaan.
Tak disangka, ternyata jadi hobi yang berkelanjutan.

Sampai tiba saatnya, Aku bercita-cita untuk dapat memiliki perpustakaan pribadi untuk dapat dimanfaatkan sebagai media peningkatan literasi di negeri ini (InshaAllah).

Awalnya ku merasa ragu, bagaimana bisa memiliki koleksi buku yang bermutu dengan segala keadaan yang mungkin belum mendukung sampai kesitu.

Namun, percayakah? Tahun lalu, kuputuskan untuk membeli satu paket buku anak-anak yang jika diangka kan seharga hp android dengan kamera 32mp dan kapasitas memori 3/32gb.
Meski harus membayar berkala tiap bulannya sampai lunas InshaAllah di bulan ke 10.

Setiap bulan, kusempatkan membeli beberapa buku untuk dibaca dan direnungkan, meski nyatanya masih ada yang belum tersapa isinya, karena masih terbungkus rapih.

Jika diangkakan, bisa untuk dp awal motor di dealer di angka terendahnya.

Pertanyaan yang seringkali terlintas, "Hm.. kok bisa ya?"
Meski aku berkeyakinan bahwa Allah SWT akan mencukupi segala kebutuhan kita, dan bukan gaya hidup kita dengan rezekiNya. Tetap saja, bagiku ini terlalu ajaib, meski bagi Allah SWT ini mungkin hanya hal receh saja.

Lalu, apa yang ingin disampaikan melalui tulisan ini?

"Nyatanya, pendidikan/pengembangan diri bukan saja untuk kalangan yang mampu, tapi utamanya untuk kalangan yang *mau*, karena yang mampu belum tentu mau, dan yang mau biasanya InshaAllah dimampukan oleh Allah SWT"

Maka, jika punya mimpi, mulailah dengan langkah yang kita bisa, meski hanya setapak saja, niscaya Allah SWT akan tunjukkan jalan selanjutnya, selagi yang dituju adalah RidhoNya.
Bukankah mengoptimalkan segala potensi yang telah diberi olehNya adalah wujud syukur paling nyata dalam menyadari segala nikmatNya?

"Just do the best, Allah SWT will do the rest"

Meski diriku masih jauh dari kata "Mimpi yang terwujud" namun apa salahnya mensyukuri segala proses hingga hari ini. Semoga Allah ridhoi dan mampukanku untuk mewujudkan mimpi ini dan menikmati segala prosesnya. Aamiin

Selamat merenungkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar