^^

Terimakasih atas kunjungannya^^ Semoga harimu selalu dipenuhi dengan kesenangan dan keberkahan. Sudahkah anda bersyukur untuk hari ini??

Ads Here

Selasa, 26 Desember 2023

Serba serbi PGPAUD: Jurusan kuliah yang sering dipandang sebelah mata

 




"Didiklah anakmu, minimal 20 tahun sebelum ia lahir di dunia" Suatu kutipan yang saya lupa sumbernya, namun menancap dalam hati saya dan membuat saya semangat untuk mendidik diri agar dapat mendidik dengan baik anak-anak di masa depan nanti, karena jika 20 tahun sebelum anak lahir maka artinya, didiklah diri kita sendiri agar dapat menjadi pendidik yang terdidik di masa nanti sejak masih dini.

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pndidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pengertian tersebut berdasarkan UU SISDIKNAS No. 20 th. 2003 pasal 1 ayat (14). Siapa sih anak usia dini itu? Yaitu anak yang masih berusia dini, rentang usia di Indonesia yakni dari 0-6 tahun sedangkan di beberapa negara, rentang usia Anak usia dini yang digunakan yakni usia 0-6 tahun mengikuti standar UNESCO.

Banyak yang mengira bahwa PAUD merupakan jenjang pendidikan sebelum TK. Padahal sebenarnya TK merupakan salah satu dari layanan PAUD di jalur Formal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.

Jadi yang sering PAUD yg dianggap jenjang pendidikan sbelum TK yang sering disalahpahami, mungkin dimaksudkan untuk menyebut layanan POS PAUD, namun masyarakat mengingatnya sebagai PAUD saja, karena lebih sederhana untuk diingat.

Lalu, apa gunanya PAUD? Emang perlu ya smpe menempuh pendidikan tinggi untuk jadi guru PAUD? Trus PGPAUD tuh bisa jadi apa aja sih? Emang ga takut miskin kalo jadi guru paud?

Yuk kita bahas sama-sama, dimulai dari Fungsi dan tujuan PAUD itu sendiri (Lihat di gambar ya!).

Dapat dilihat fungsi PAUD itu sangat krusial karena berhubungan dengan peletakan dasar (pembangunan pondasi) seorang manusia. Bila manusia diibaratkan seperti tanaman, maka PAUD setara dengan proses pembibitan yang mana hasil tanam sangat bergantung pada proses pembibitan di masa awal kehidupan tanaman. True?

Maka, begitu pentingnya merawat fitrah/potensi diri anak untuk masa depannya, hal-hal  yang ditanamkan pada PAUD idealnya adalah pembentukan karakter seorang anak agar memiliki konsep diri yg positif agar dapat bertumbuh menjadi pribadi yang positif dan mampu memberikan dampak positif bagi diri dan lingkungannya. Sehingga, setiap elemen sosial memiliki tanggung jawab terhadap pertumbuhan anak terutama Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Mari kita bahas satu persatu elemen sosial pembentuk karakter anak.

Keluarga adalah Penyelenggara PAUD yang pertama dan utama  sebagai lingkungan awal yang dikenal dan pasti dialami oleh anak bagaimanapun bentuk keluarganya. Memiliki bekal parenting atau ilmu pengasuhan anak akan sangat berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak agar sesuai dengan kebutuhan.
Meski tidak ada pakem khusus tentang jenis parenting terbaik untuk anak karena setiap anak memiliki karakteristik yang unik sehingga memberikan kesempatan pada orang tua untuk mengenal metode dan cara apa yang sesuai dengan kebutuhan anaknya. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pengasuhan adalah Tentukan tujuan pendidikan anak, dan sesuaikan dengan situasi dan kondisi keluarga. Mengapa penting menentukan tujuan pendidikan anak? supaya kita dapat mengefektifkan waktu terhadap pengambilan keputusan yang mendekati tujuan, sebagai patokan ketika diperlihatkan berbagai pilihan metode-metode parenting. Tujuan akan berpengaruh pada metode dan apa saja yang boleh dan tidak boleh ditoleransi pada proses pengasuhan. Tidak adanya tujuan utama dalam pendidikan anak dapat mengaburkan fokus dalam usaha memberikan pendidikan terbaik terhadap anak. Bayangkan saja, misalnya kita ingin pergi ke Yogyakarta, tentu pemilihan kendaraan menuju Yogyakarta disesuaikan dengan kemampuan kita apakah naik pesawat, mobil, motor atau kendaraan lainnya, apakah jalur darat, udara, laut yang terpenting tujuannya jelas. Nah, sekarang bayangkan pendidikan tanpa tujuan, hanya akan berlayar tak tentu arah dan mudah terbawa angin. Beruntung bila angin mengarahkan pada jalan yang benar, namun jika angin mengarahkan pada jurang kehancuran, apa jadinya? Hanya menjadi abu tanpa jejak kebermanfaatan.

Begitulah kiranya, idealnya ketika kita dengan sadar berniat untuk membangun sebuah keluarga, artinya kita pun mesti sadar akan persiapan-persiapan berlayar mengarungi samudera kehidupan dalam bahtera keluarga, termasuk didalamnya mempersiapkan pendidikan dasar terbaik untuk anak, kesiapan untuk memahami anak, kesiapan untuk mau belajar memperbaiki sikap diri dan bertekad untuk menjadi orang tua betulan dan bukan kebetulan menjadi orang tua.

Menjadi orang tua betulan, maka harus siap belajar setiap waktu untuk menuntut ilmu. Selain itu,  dalam tiap proses kehidupan, usahakan selalu menjadikan Ilmu sebagai kendaraan menuju tujuan yang kita harapkan tak lupa pula kuatkan iman untuk membentengi diri dari tiap godaan yang menjauhkan kita dari tujuan. Adapun, jika kendaraan tersebut tidak mampu mengantarkan pada tujuan yang diharapkan, maka hal tersebut diluar kuasa kita. Do the best and God will do the rest.

Lingkungan yang kedua adalah sekolah atau lembaga pendidikan. Idealnya pada pendidikan anak usia dini bukan penguasaan materi pelajaran scara harfiah yang dicapai dalam lembaga PAUD. Namun, bagaimana membangun kesadaran anak terhadap diri dan lingkunganny serta memberikan stimulus untuk pengoptimalan fungsi aspek perkembangan jasmani dan rohani yang akan sangat berdampak pada penumbuhan karakter diri anak. Mengajarkan kemampuan membaca pada anak mungkin hanya butuh 3 bulan saja, namun menanamkan karakter butuh waktu lebih lama dan kesabaran yang lebih besar. Dalam kurikulum 2013 PAUD yang berlaku saat ini, pembelajaran dikemas dalam kerangka tematik yang berprinsip mengenalkan anak pada lingkungan terdekatnya yakni diriku, keluargaku, lingkunganku, binatang, tanaman, kendaraan, alam semesta, negaraku.

Misalnya, guru mengajar dengan tema Rumahku subtema ruang tamu, pembelajarannya penataan ruang tamu. Melalui pembelajaran tersebut, idealnya guru berfokus pada bagaimana kemampuan anak saat memegang sapu, seberapa lama anak mampu membawa gelas berisi air tanpa tumpah, juga nilai moral yang dikembangkan saat berhadapan dengan orang lain. Sederhana memang kelihatannya, tapi coba deh pikirkan kalau anak sudah mampu melakukan kegiatan sederhana sejak dini, maka akan lebih mudah dalam menghadapi tahapan dan tantangan kehidupan selanjutnya.

Lingkungan yang ketiga yakni masyarakat. Masyarakat merupakan tempat bagi anak untuk mencari pengakuan peran sosialnya, hal ini dimulai dari kegiatan bermain bersama teman di lingkungannya. Idealnya, masyarakat yg ramah terhadap anak berkorelasi positif pada perkembangan sosial-emosional anak. Saya pernah membaca kutipan "Need a good village to raise a good child" . Sehingga pembentukan karakter merupakan tanggung jawab besar di PAUD. PAUD bukan tentang secepat apa anak bsa membaca, menulis dan beritung, tapi bagaimana mereka mengenal dirinya, memiliki empati utk menghargai orang lain, dan menerima adanya perbedaan.

Guru PAUD harus kuliah? Sdikit cerita, berawal dari anime favorit (Naruto) saya mulai penasaran bagaimana pengalaman masa kecil memiliki pengaruh sangat besar atas jalan hidup yang dipilih saat dewasa. Bagaimana sebuah pengakuan dapat mengangkat harga diri seorang anak? Bagaimana pengaruh guru dan lingkungan pada anak. Bagaimana bisa Naruto, anak yang dicap nakal yg sebenarnya baik dan tetap baik meski disakiti terus menerus oleh lingkungannya, apa dan siapa penguatnya? Dan satu persatu kumpulan pertanyaan tersebut terjawab di perkuliahan melalui berbagai cara, baik saat tatap muka, observasi, UKM, dan sebagainya. Jadi kuliahlah dengan tulus, meski gak rajin2 amat yg terpenting kita terus mencoba utk bersungguh-sungguh mencari ilmu dan mengamalkannya.

So, guru PAUD perlu kuliah gak? Menurutku sangat perlu, karena kuliah itu untuk membentuk pola pikir bukan sekedar jalan menuju pekerjaan. PGPAUD bisa jdi apa? Ya apa saja? Kita mau jadi apa? Kita mau Istiqomah di bidang apa?

Memang masih banyak kekurangan dalam penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia khususnya jenjang PAUD. Namun, kita dapat ambil peran dalam PAUD. Sebagai kakak, bibi, guru, tetangga, masyarakat yang ramah terhadap kehadiran anak-anak, mendengarkan suaranya, memperhatikan haknya, mempercayai dirinya untuk melakukan sesuatu serta mengarahkannya di jalan yang benar. Demi mewujudkan cita mulia tersebut, semuanya mesti dimulai dari diri sendiri, dimulai sekarang bukan nanti.

Tidak peduli sekecil apa perubahan yang bisa dikontribusikan untuk pembangunan peradaban negeri ini, yang terpenting berusahalah untuk menjadi bagian dari solusi sebelum kita mati. Karena, bila kita bukan bagian dari solusi, maka kita lah masalahnya.

Seriously, if you do something with love, it will be good things in your life.

Penutup tulisan ini, izinkan saya menuliskan motto yang selalu disampaikan berulang oleh dosen  pedagogik saya semasa kuliah.

"Rajinlah belajar, jadilah yang terbaik! Indonesia membutuhkanmu!"

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini