Diriku terheran, apakah benar begini prosesnya?
Apakah kau pernah menonton Boruto?
Di awal-awal kemunculannya, saya termasuk yang mengikuti anime Boruto (karena Naruto sudah tamat, dan saya merasa perlu mengikuti kisah anaknya, meski hanya episode awal2 saja).
Di suatu episode, terjadi pertemuan antara Mitsuki dan Boruto. Mitsuki merasa kagum dengan Boruto (install an dari orochimaru, Boruto dijadikan sumber inspirasi, kalau gak salah ya). Lalu, ketika beberapa kali bertemu, suatu hari Mitsuki meninggalkan Boruto, dia berpikir bahwa, Boruto adalah 'matahari' baginya, maka akan berbahaya jika terlalu dekat, akhirnya Mitsuki memilih untuk menjaga jarak, agar tetap dapat melihat Boruto tanpa terbakar atau silau dengan kemampuannya. Mitsuki memilih menjauh untuk menjaga dirinya.
Loh, tumben ngawalin tulisan pakai cerita ini? Ya mumpung lagi inget aja, maap maap 🙏🙏
Nah, sekarang saya sedang merasa di posisi menemukan sesuatu seperti 'matahari', maka yang saya lakukan adalah menjauh, menjaga jarak, membatasi interaksi, membatasi komunikasi, untuk menjaga agar hati saya tidak terbakar sebelum waktunya.
Seiring berjalannya waktu, alhamdulillah hati saya lebih tenang, karena masing-masing dari kami, sama-sama tidak mudah dalam memulai interaksi.
Lalu, bagaimana untuk tetap jaga kepercayaan?
Pakailah kaidah Jika bumi tak mampu menjadi perantara kami dalam merangkai kisah dengan kata-katanya, maka biarlah jalur langit yang akan menuntaskan kisah ini dengan berbagai kejutannya. Imanilah.
Sesekalinya interaksi, yang terasa adalah komunikasi yang kaku. Apakah jadi masalah?
Dalam pandangan awam tentu iya, karena "kok gini amat".
Tapi bagi yang paham hakikat perkenalan tentu tidak. Karena pada masa perkenalan, bukanlah masa obral kata2 indah, bukan pula obral perhatian. Tapi masa mencari tahu karakter asli, menjaga diri, menjaga hati, dari hal-hal yang Allah tidak sukai.
Apakah berat? Berat.
Tapi, tenanglah.. ini Dunia, insyaallah ada keringanan setelah keberatan.
Siapa yang menjamin?
Allah.
Jadi cukup ya, wahai diri. Fokus lagi dengan amanah di depan mata. Urusan masa depan, serahkan pada Allah saja. Tugasmu berusaha teguh di jalan yang benar, biar Allah yang berikan jalannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar