Dunia hari ini, tidak baik-baik saja, yang mengatakan baik-baik saja, fix buzzer pemerintah, atau kalau cuma ikut2an biar dipandang positive mindset/vibes, sorry bos, Anda salah tempat dan situasi.
Capek banget aku tuh liatin berita2,
Udah kayak mau engga nulis aja, soalnya emang ini akan berdampak apa? Tapi biarlah, tetap kutuliskan biar benang ruwet di kepala ini setidaknya terurai melalui rentetan huruf2nya.
Rasanya mau marah, tapi ya gimana, situasi ini tuh udah bisa kita bayangkan. Udah bisa ketebak banget gitu lo dari jaman pilpres, makannya kita pilih berjuang dengan 01 (iya, penulis anak abah, iya!) bukan membandingkan, tapi orang waras ga mungkin pilih 02 sih, kecuali engga bener2 peduli sama program2 untuk kemajuan negara. Bukan apa2, sesuatu yang dicapai dengan cara yang jujur/Maksain prosedur, hanya akan menambah ketidakjujuran lain di masa mendatang, masak hal kecil kayak gini mesti bohong sih?.
Jadi, klo sekarang ada kebijakan yg aneh2 ya udah gak aneh, wong dari awal pencalonan juga caranya udah aneh, program2nya aneh2, mamam tuh program utopis. Engga, engga lagi bikin tulisan kritik dengan mencantumkan referensi, engga lagi tulis kritik yang serius, hanya ingin menuliskan kegundahan di kepala yang makin berat kalau hanya dipikir sendirian.
Fyuuuhh ...
Tarik nafas... Buang nafas,
Kita nih dosa apa ya? Ya iya tau dosa kita banyak, banyakkkkkkkk bgt, sampai susah buat lihat, apa ya dosa yang kita perbuat sampai kita dikasih pemimpin yang subhanallah begini.
Sistem rusak yang lahir di masyarakat yang rusak juga, bagai simbiosis mutualisme dalam menuju kehancuran sebuah entitas negara.
Tobat.. tobat..
Iya! Tobat aja yang bisa kita lakukan, belajar memperbaiki diri, biar doanya bisa melesat, engga tercekat oleh maksiat yang melekat, makannya tobat ih! T.T
Astaghfirullah...
Pada intinya, Salah satu cara yang bisa kita lakukan sebagai warga negara yang baik adalah, berusaha menjadi hambaNya yang bertakwa, agar amanah dalam setiap urusan dari Hal kecil sampai Hal besar.
Dengan begitu, semoga Allah pandang kita sebagai orang yang pantas dipimpin oleh yang bertakwa, yang takut sama Allah aja, bukan takut sama 'budi' dari para oligarki.
Satu langkah kecil usaha takwamu kepadaNya, mudah-mudahan jadi pijakan kecil untuk menyongsong Indonesia jadi Baldatun Thayyibah wa Rabbun Ghafur.
Meski jauh mata memandang dari kriteria Baldatun Thayyibah ini, sebagai orang beriman, engga boleh pesimis, harus optimis. Selama shalat Masih boleh ditegakkan, selama itu pula kesempatan kita untuk meminta keselamatan negeri ini kepada Allah masih terbuka sangat luas.
Pun jangan baper banget kalo liat, kok Allah kasih ke orang2 dzalim kekuasaan di dunia sih? Ya karena kalau kata there Liye, kita mesti inget bahwa "nilai Dunia ini tuh gak lebih berharga dari separuh sayap nyamuk!" Makannya, gampang aja Allah kasih dunia ke siapapun yang Dia kehendaki. Okay, sekian dulu.
Jangan menyerah, Allah tidak pernah tidur!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar