Rabu, 25 November 2020

Bergabung di Grup Curhatan Remaja? Apa Rasanya?

Di suatu malam yang dingin, ketika scrolling beranda FB, saya menemukan saran grup yang menarik karena berisi cerita-cerita terkait permasalahan yang dialami oleh para remaja Indonesia. Sebut saja grup Remaja Indonesia (bukan nama sebenarnya).

Maka, tertariklah saya untuk bergabung dalam grup tersebut. Sebelum bergabung, ada pertanyaan terkait motif kita bergabung dalam grup tersebut. Saya mengisi dengan alasan ingin mengetahui permasalahan yang ada di usia Remaja.
Akhirnya, setelah beberapa hari akun saya diterima dan tergabung dalam grup Remaja Indonesia.

Sejak saat itu, muncul notifikasi pemberitahuan postingan baru dari grup tersebut. Cerita yang mereka posting di grup amat beragam. Mulai dari indahnya Berkasih sampai sakitnya dikhianati. Dari motivasi hingga demotivasi. Dari yang penuh semangat hingga yang putus asa semua ada dalam grup ini.

Kebanyakan remaja yang menjadi member, menjadikan grup tersebut untuk menceritakan permasalahan yang tidak dapat mereka ceritakan dengan lingkungan terdekatnya. 

Bahkan, tak jarang mereka menceritakan permasalahan terkait keluarga yang mereka miliki.

Saya menangkap, cerita yang mereka utarakan di grup banyak tentang permasalahan-permasalahan yang memang terjadi dan sangat mungkin terjadi di masa remaja.

Masalah-masalah yang banyak dibahas adalah hubungan tidak harmonis dalam  keluarga, tidak diterima di lingkungan masyarakat, bully, menghadapi standar kecantikan yang tak masuk akal, penerimaan diri yang belum sepenuhnya,  percintaan bahkan penyimpangan perilaku yang berkaitan dengan psikologi. 

Para komentator yang berusia lebih dewasa umumnya menerima apapun yang mereka ceritakan dan memberi saran yang menenangkan, adapun sebagian yang lain menanggapi curhatan tersebut dengan sistem adu nasib. Yang mana, bukannya mendengarkan dan menyimak haik-baik cerita yang dituliskan, namun malah curhat dirinya sendiri yang merasa lebih buruk dari pengirim. Wajar sih, grup multiusia, multijawaban.

Para orang dewasa yang ada di grup ini, mungkin termasuk saya sendiri lebih sering berkomentar menjadi penengah agar sang pencerita tidak merasa terlalu bersalah akan dirinya yang sudah bercerita, juga tanpa merendahkan komentator lainnya.

Dinamika kehidupan remaja yang mereka sampaikan di grup membuat saya tersadar, masa remaja terkadang menjadi masa tersulit yang harus dihadapi oleh setiap orang di masa pertumbuhannya.
Hal sulit banyak terjadi, seperti Pengambilan keputusan yang masih sangat dipengaruhi keluarga, kebingungan mereka tentang status apakah anak2 atau sudah dewasa, kecemasan atas perubahan yang terjadi dalam diri baik bersifat fisik maupun mental dan lain sebagainya.

Hal-hal tersebut tak lain adalah sebuah proses menuju pendewasaan. Dukungan moral dari orang yang lebih dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan kedewasaan mereka. Remaja yang memiliki hubungan positif tentang dirinya dan keluarga, cenderung lebih dapat menjalani masa remajanya dengan baik dan kuat menghadapi tantangan yang hadir.

Sayangnya, tak semua remaja mendapatkan perlakuan yang supportif dari lingkungannya, sekalipun dari keluarganya sendiri. Bahkan, ada yang tidak tahan dengan kekacauan yang hadir dalam relasi keluarga mereka.
Sungguh rumit, di satu sisi mereka punya banyak masalah, sisi lainnya terkadang ruang cerita pun mereka tidak punya.

Teman menjadi obat terbaik bagi mereka yang kehilangan sosok keluarga dalam hidupnya. Namun, apakah semua remaja memiliki teman yang baik? Atau temannya merupakan kumpulan remaja dari keluarga yang tidak harmonis? Jika ya, maka mereka mungkin akan saling mengerti dan memiliki ikatan pertemanan yang erat, namun tanpa pendampingan yang cukup, ada kemungkinan juga mereka melakukan perilaku menyimpang.

Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang dianggap telah dewasa secara usia, baiknya mampu menjadi teman baik bagi mereka. Adik, ponakan, saudara, teman atau semuanya. Jadilah ramah terhadap pertumbuhan anak. 

Akhirnya, aku mungkin merasa betah di grup ini, karena belajar menjadi kakak yang baik untuk adik2 di sosial media. Meski responnya tak selalu mengenakan, it's ok, just let it be. Kelak ketika mereka dewasa dan menyadari mereka telah mampu melewati semua masalah masa remaja, semoga aku melihat ukiran senyum dari wajah mereka.

Maka, adanya grup sejenis ini menurutku bagus, untuk menjadi ruang aman bercerita tanpa penghakiman. Semoga kedepannya, akan lebih banyak grup yang dapat menciptakan ruang cerita antar generasi lainnya, agar kita saling mengerti dan dapat menjalin relasi yang saling kasih satu dengan lainnya.

Tetap semangat untuk para remaja yang dilanda banyak permasalahan, jalani dan jangan lupa untuk selalu belajar dari pengalaman yang kau temukan. Aku disini, menantikan ceritamu yang tiada habisnya. Semoga kuat ya, masa dewasamu patut diperjuangkan agar lebih cerah.

We are here for you, stay safe and health guys.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar