Kamis, 28 September 2023

Kisah tentang Idola


Sebuah percakapan tiba-tiba terlintas dalam benakku. Tentang pertanyaan seorang teman yang bertanya: "Siapa idolamu?"

Hari itu.. aku bersama temanku bermalam di sebuah kos yang kosong, Karena kemalaman setelah ada kegiatan.
Sebelum tidur, ada bincang singkat tentang apapun, namun ada satu moment yang paling kuingat dari bincang itu.

Teman (T)
Aku(A)

T: "La'... Kamu punya Idola engga sih?"
A: "Hm... Engga tau sih, kayanya kalau untuk orang asli aku engga punya, tapi mungkin idolaku: Naruto"
T: "Kenapa?"
A: "Ya, Karena keren aja sih dia, meski disakiti oleh satu desanya tapi dia tetap menjadi orang baik, istilahnya dia tetap menjadi baik meski disakiti, bagiku itu sangat keren!"
T: "Oh.. gitu"
A: "Iya, emang kalau teteh idolanya Siapa?"
T: "Hm... Rasulullah engga sih?"

Setelah itu, aku tidak mengingat percakapan selanjutnya, namun kata-kata itu menamparku seribu tamparan. 
Aku merenung, betapa selama ini diriku jauh dari realita. Tidak mengenal siapapun untuk diidolakan.

Padahal ada sosok yang dulu, beliau memperjuangkan agama Islam agar tegak di muka bumi. Mendoakan umatnya agar selamat di dunia dan akhirat. Dan Allah utus beliau untuk menjadi "suri tauladan" terbaik yang pernah ada di muka bumi.

Lalu, jika aku bisa terpesona pada karakter fiksi yang tidak nyata hanya karena dia ditokohkan sedemikian rupa hingga menjadi pahlawan.
Maka, apa alasanku untuk tidak "berusaha" mengenal Nabiku, untuk bisa menjadikannya Idola dalam hidup. 

Ya Rasul..
Pelita cahaya yang engkau pancarkan 1400 tahun lalu, kini semakin terasa mengasing dalam hingar bingar realita kota.
Namun, ku percaya, cahaya yang engkau bawa itu, akan selalu menjadi cahaya hingga akhir zaman
Dan izinkan diriku
Umatmu yang belum mengenalmu sepenuhnya itu,
Menjadi umatmu yang rela Allah Tuhanku, Islam agamaku, dan Nabi Muhammad Nabiku.
Ya Allah.. izinkanku mengenal lebih dekat teladan terbaik hingga akhir zaman, dan izinkan ku install cinta ini pada murid dan anak keturunanku kelak agar mereka tak salah memilih Idola.
Aamiin yaRabbal alamin

#catatansebelumtidur

Rabu, 27 September 2023

Menyelaraskan doa dan ikhtiar




Siapa yang kalau makan baca doa ini? Atau minimal baca "bismillah.."

Saya.. Saya.. hehe

Tau gak?
Ada orang yang kalau berdoa sebelum makan doanya "Allahumma baariklana fiima razaqtana waqiina 'adzabannar" artinya kurang lebih: YaAllah berkahilah rizki karuniaMu ini, dan jauhkan kami dari siksa api neraka.
Kebanyakan muslim insyaAllah tau, hafal dan mempraktekan doa ini.
Tapi.. hal menariknya, setelah membaca doa yang indah itu. 

Eh.. menu makannya: seblak, mie pedess, cilok goang, dan makanan-makanan lain yang cenderung engga sehat untuk tubuh.
Siapa ini? Tentu saja bukan yang lagi baca tulisan ini, insyaAllah yang baca tulisan ini punya kegemaran menjaga pola makan yang sehat dan bergizi. 
AAMIIN PALING SERIUS :"))

Kalaupun misal ternyata itu adalah Kita, yuk istighfar dulu yuk! Astaghfirullah... Aku mohon ampun kepada Allah.

Sadar gak sih, Kita itu banyak sekali doa baiknya, tapi terkadang abai terhadap porsi ikhtiarnya. 

Ya kan masih mending kali, syukur2 masih banyak berdoa, daripada engga Sama sekali. Ya benar juga sih, tapi tentu akan lebih baik mewujudkan doa dengan memilih ikhtiar yang mendekatkan Kita pada harapan yang Kita sampaikan lewat doa yang Kita baca sebelum memulai sesuatu itu.

Huh.. padahal doa adalah kebutuhan Kita, dan ikhtiar setelah berdoa itu menggambarkan kesadaran Kita terhadap persoalan keyakinan. Kalau hanya berdoa sambil tidak memupuk kesadaran diri, emang engga malu sama Allah yang kasih dan mencukupi kebutuhan Kita? 





Selasa, 26 September 2023

Rezeki yang presisi




Sore itu.. jam pulang mengajar di sekolah.
Aku menuju parkiran sekolah seperti biasa untuk mengambil motor.

Saat kumulai menjalankan motor, ku teringat bahwa Aku belum mengisi bensin cukup lama, dan rasanya hari itu adalah waktunya isi bensin sebelum benar-benar kehabisan.
Aku tentu tidak dapat melihat sisa bensin, karena indikator BBM di motorku rusak.
Jadi, aku berhenti lalu memeriksa tanki bensin.

Aku cukup kaget, karena tankinya sudah hampir mengering. Akhirnya kuputuskan untuk melaju lebih cepat menuju SPBU terdekat di jalan raya sana, sambil berharap bensinku cukup untuk berkendara menuju SPBU terdekat.

Selama perjalanan, ku berdoa pada Allah semoga bensinnya cukup sampai SPBU dan aku tidak mau mendorong motor yang kehabisan bensin. 

Lalu, tiba-tiba.................
HEUUP!
Motorku berhenti

Iya! bensinku sudah menemui titik nadirnya.
Belum saja diri ini mengeluh, Allah menjawab doaku.
Ternyata, Aku berhenti persis disamping penjual eceran, saking persisnya, sang penjual telah bersiap menanyaiku mau isi berapa?
YaAllah............
untuk hal kecil ini saja, engkau sungguh menempatkannya pada tempat yang tepat di waktu yang pas dan sesuai dengan kebutuhanku.
Tak perlu pikir panjang, akupun segera menjawab '2 ya pak' sambil menyodorkan uang untuk membayar bensin tersebut.

Setelah proses isi bensin selesai, aku pun kembali melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan, aku tak henti bersyukur pada Allah yang telah memberi rezeki yang tak terkira, meskipun tidak sesuai dengan tujuan awalku. Ah benar! Allah memang maha Pengatur yang terbaik, Ialah yang mengatur agar aku berhenti tepat disamping penjual bensin eceran yang bukan menjadi tujuanku, hanya agar aku tidak perlu menuntun motor untuk sampai pada SPBU terdekat. Allah menggerakkan hatiku untuk mau bertransaksi membeli bensin eceran yang mana biasanya aku memilih SPBU karena dirasa lebih murah dan terjamin takarannya.
Mungkin, ini hanya kisah isi bensin, namun kalau direnungi lebih mendalam maka banyak sekali hikmah yang bisa kita petik dari kejadian ini.

Ah... siapalah aku.. seenaknya menilai dengan perasaanku. 
siapalah aku, yang kadang masih ragu akan jalan yang sudah digariskanNya.
siapalah aku, yang masih sering mengeluh atas susah payah yang tak seberapa bila dibanding NikmatNya.

Ya Allah, jagalah hatiku agar selalu bersyukur dan yakin akan segala yang kau takdirkan untukku, hatiku lebih lapang ketika mengetahui tak ada yang lebih baik terjadi ketimbang yang sudah terjadi.
Ya Allah, genggamlah hatiku pada ketaatan kepadaMu dan RasulMu.
Jadikanlah hamba dan orang2 yang hamba sayangi menjadi bagian dari barisan RasulMu kelak di surgaMu. Aamiin