"Pernikahan kita bukanlah pernikahan Cinderella yang langsung berlabel "And they live happily ever after" begitu saja. Pernikahan kita diperjuangkan bersama, meski dengan rasa lelah dan air mata." -Fufu Elmart-
Setiap manusia pasti mendambakan pernikahan bahagia dan membahagiakan. Dicintai pasangan, dimanjakan dengan kasih sayang, disentuh perhatian, tidak ada konflik di dalamnya.
Buku ini akan membawa kita pada realitas pernikahan yang tidak selalu indah, namun penuh perjuangan dan pengorbanan untuk mempertahankan keindahan tersebut. Buku ini akan menjawab pertanyaan seputar kehidupan rumah tangga sebagai berikut:
Mengapa sering bertengkar dengan pasangan?
Mengapa sering muncul perasaan tak dicintai pasangan?
Mengapa ada kebosanan menjalani rumah tangga?
Mengapa tak bisa mendapatkan kenyamanan dari pasangan?
Mengapa terbersit penyesalan memilih pasangan?
Bagaimana membangun pernikahan yang harmonis?
Kehidupan pernikahan memang tak semudah membaca buku; bab pertama konflik, bab kedua penyelesaian, bab ketiga ending. Lembar demi lembar di buku ini menegaskan bahwa kehidupan pernikahan begitu berharga untuk dijalani prosesnya.
Dalam buku ini kita akan diajak menyelami kembali niat awal untuk menikah, apakah lurus karena Allah SWT atau ada alasan lain baik disadari maupun tak disadari oleh diri kita.
Menikah bukanlah akhir masalah ataupun tanpa konflik, namun menikah merupakan perjalanan bersama saling mengenal dan belajar selamanya.
Pernikahan bahagia bukanlah yang tanpa konflik, namun bagaimana konflik yang hadir dihadapi bersama secara dewasa dan jadi hikmah serta berkah untuk perjalanan berikutnya.
Mempersiapkan pernikahan dimulai dari Cleansing-Nurturing-Designing.
Cleansing adalah membersihkan diri kita dari luka-luka masa lalu yang kemungkinan besar akan terpanggil kembali saat perjalanan rumah tangga, hal ini terjadi karena situasi yang dihadapi mirip dengan situasi-situasi masa dulu, bedanya dulu kita menjadi anak yang melihat perlakuan orang tua namun sekarang kita berperan seperti ayah dan ibu kita yakni pasangan suami-istri. Sehingga, bila belum berdamai dan belum menemukan hikmah dari setiap luka masa lalu, akan sangat mempengaruhi perasaan dan sudut pandang kita terhadap peran kita di rumah tangga. Oleh karena itu, pentingnya memiliki ilmu dan guru dalam hidup supaya setiap langkahnya memiliki pijakan yang kuat. Pada buku ini, pembaca akan diajak untuk mengikuti langkah terapi forgiveness agar dapat berdamai dengan diri dan keadaan yang terjadi. Dijelaskan dengan detail setiap prosesnya, sehingga ketika membacanya serasa sedang dibimbing langsung oleh terapis profesional.
Nurturing adalah merawat relasi kita agar dapat belajar menemukan hikmah dari setiap proses kehidupan baik suka maupun duka. Respon terhadap keberadaan masalah sangat menentukan harmonisnya sebuah pernikahan. Apakah dengan kehadiran masalah tersebut dapat mempererat relasi atau justru membuat relasi menjadi renggang karena tidak ada kemauan dari keduanya untuk saling memahami dan mengerti satu sama lainnya. Proses merawat sangat memerlukan kepiawaian kita dalam mengelola emosi diri. Perawatan yang dipersiapkan bukan hanya merawat secara fisik namun juga jiwa. Bukankah rumah yang indah itu adalah tempat ternyaman bagi jiwa? Apa jadinya rumah mewah namun terasa kosong di jiwa karena penghuninya tidak sepenuh hati hadir dan memberi kententraman dalam rumah. Jika ada yang salah, salinglah menuntun kepada proses yang lebih baik bukan hanya menuntut. Jalinlah koneksi atau keterhubungan emosi sebelum memberikan koreksi terhadap kesalahan. Koneksi dulu, koreksi kemudian.
Designing adalah proses merancang rumah tangga apa yang akan dibangun. Bangunan tanpa rancangan yang jelas hanya akan membawa kita terjun bebas tanpa tujuan akhir yang jelas. Hal pertama yang dilakukan adalah tentukan visi dan tujuan pernikahan, kemudian komunikasikan bersama terkait cara menggapainya. Cara membangun visi pernikahan adalah dengan melihat visi utama manusia di dunia. Sebagai umat Islam, manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini menjadi acuan ketika membangun rumah tangga yaitu bervisi "Ibadah". Dengan demikian, apapun halang rintang dan tantangan yang akan terjadi di depan, maka InshaAllah akan lebih ringan untuk menghadapinya karena kita punya keyakinan bahwa kesulitan yang kita rasakan, bila dihadapi dengan sabar dan ihklas, InshaAllah berbuah pahala di sisiNya. Begitupun ketika diberi karunia kesenangan maka tak akan terlena namun penuh syukur menerima dan menjadi api semangat untuk semakin taat padaNya.
Rumah Tangga Surga adalah sebuah rumah yang di dalamnya menjadi surga bagi para penghuninya. Rumah Tangga Surga adalah sebuah rumah, yang menjadi tangga surga, yang mengantarkan penghuninya berkumpul lagi di surga-Nya kelak.
Belajarlah mencintai diri seutuhnya supaya dapat menerima cinta dari orang lain dan mencintai orang lain. Bila masih merasa diri tak layak dicinta dan berharga, maka perlu muhasabah atau introspeksi diri apakah luka-luka dulu belum diikhlaskan sehingga masih mengganjal dalam pikiran dan perasaan.
Ikhlaskan semua yang ada di masa lalu, bila tidak mampu sendirian, pergilah berkonsultasi pada ahlinya.
Semoga, dalam perjalanan belajar bersama ini, selalu Allah lindungi dan jaga dari rasa yang menjauhkan diri denganNya. Aamiin
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar