Selasa, 18 Juli 2023

Tutorial mudah menyengsarakan diri sendiri


Kutipan berlatar belakang biru adalah sw dari teman lamaku yang saat ini sangat tepat untuk refleksi diriku. Tertampar dahsyat rasanya ketika melihatnya.

Hari ini, aku merasakan getah dari sebuah kecelakaan bernama "Tidak Bertanggung Jawab" dengan sepenuh hati.

Sebelum pandemi, semua terasa lancar dan have fun menjalaninya. Tiba-tiba pandemi datang dan membuat orientasi hidupku berubah. Aku yang dulu semangat bukan main, perlahan terpuruk dalam kebisingan pribadi. Sayangnya, amanah masih ada di pundak. Sekuatnya diselesaikan. 

Dalam perjalanannya, banyak menemukan kebutaan dan ketidaktahuan namun juga kebingungan untuk mencari tahu, padahal semua jawaban ada di depan mata, tinggal satu, mau komunikasi atau tidak. Hari ini, aku menyadari betapa jauh aku tergelincir dalam sifat yang sungguh tidak dapat dijadikan teladan untuk siapapun.

Dalam satu waktu, aku merasa mampu. Ternyata aku hanya abu yang terus saja membisu, hanya bergulat dengan pikiran-pikiranku yang stuck saja begitu.

Hari ini ku sadari banyak hal. Ada hal di luar kapasitas yang sebaiknya memang mesti ditanggalkan dengan segera pada waktunya.

Sifat terburu-buru, ingin cepat selesai, dan lain sebagainya menghantuiku saat ini. Ribuan perasaan bersalah datang menghunjam. Akankah ada waktu untuk perbaikan? 

Lekas padam, ternyata waktuku hanya ada 6 bulan. Dahulu, rasanya hidup mudah-mudah saja tanpa ada lika liku yang berarti, saat ini, semua terkuak, ketika memilih jalan yang mudah maka bersiaplah untuk menemui jalan susah setelahnya. 

Latihan dan bertahan, harusnya menjadi prinsip dan motto ketika dijatuhi amanah meski ringan, sedang, apalagi berat.
Jadi pengecut pun bukan pilihan, lari dari kenyataan bukan jalan. 

Hadapi saja apa yang ada di depan mata, sambil berdoa bahwa Tuhan tak akan memberi ujian di batas kemampuan hambanya. Dan sesungguhnya apa yang tengah dihadapi saat ini adalah buah dari apa yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya. 

Banyak orang mendukung untuk tidak selalu menyalahkan diri sendiri. Selalu mencoba untuk tidak melakukannya adalah hal sia-sia. Karena memang sumber masalahnya ada di tempat yang sama. Semuanya, tanpa sisa, ku borong kesalahan2 itu. 

Berminggu-minggu berlalu, bukan berkurang namun semakin rindang. Dampaknya bukan hanya diri sendiri, namun juga teman yang selalu membersamai. 

Aku tahu, ini terlambat, menyesal tidak pernah selalu di awal. 
Banyak jalan menuju mudah, namun bukan jalan mudah yang selalu dipilih. Kadang, jalan sulit perlu di tempuh untuk menyederhanakan proses rumit dan menjadikannya komit bukan sekedar pamit.

Aku tahu, kesalahan terjadi karena aku yang tidak pernah mau mendengarkan, belajar dan memahami kembali tugas pokok dan fungsiku. 

Jauh..  jauh.. dari masa depan. Namun ku harapkan, aku masih memiliki waktu untuk perbaikan. 

Tak sabar untuk terbuka, tak sabar untuk menyelesaikan perkara. Meski nanti, hukuman yang kudapatkan, aku akan menerimanya dengan lapang dada dan menjalankan sekuat tenaga. 

Aku tahu, ini akan sangat berat, namun.. kutahu aku mampu jika bersungguh sungguh. Entah, keputusan mana yang akan diambil untuk menghidupkan kembali citra. Namun, ku tahu, kebersamaan mampu mengatasi itu semua. Aku tahu, aku masih punya harapan di masa depan, tinggal komitmen dan yakin serta belajar dari kesalahan untuk kembali pada jalan kebenaran.

Untuk diriku, jangan pernah tidak bertanggung jawab pada amanah yang disematkan pada dirimu, all is well asal kamu mau do it well. See you!

Sadari amanahmu! Tentukan langkahmu! Berdoalah semoga amanah dan langkahmu ada temu yang tepat untukmu belajar dan terus belajar rasa tanggung jawab!
Hargai juga orang-orang yang ada disekitarmu!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar