^^

Terimakasih atas kunjungannya^^ Semoga harimu selalu dipenuhi dengan kesenangan dan keberkahan. Sudahkah anda bersyukur untuk hari ini??

Ads Here

Minggu, 17 November 2024

Masa sih?


Seorang perempuan bercerita padaku, bahwa ia sedang dekat dengan seorang laki2 yang menurut dia 'paham agama'. 
Ia begitu senang, karena merasa ada yang bisa membimbing dirinya dalam menjalankan ibadah.
Lalu ku tanya, darimana kamu tahu bahwa dia paham agama?
Lalu dia Menjawab, Saat jalan bersamaku, di setiap waktu adzan, dia selalu mengajak ke masjid untuk shalat dulu.
GUBRAKKKK... 
Ku tanya lagi, apakah dia bersalaman denganmu? Dan dia menjawab ehm.. iya..
SPEECHLESS
🥲

Ini aku yang kurang paham atau emang beda standar aja ya?
Shalat 5 waktu itu bare minimum seorang Muslim gak sih? Itu engga jadi sesuatu yang bikin orang langsung bisa di cap 'paham agama' ya karena itu kewajiban. 

Dan lagi, mungkinkah seseorang yang katanya 'paham agama' itu, dia mengajak jalan yang bukan mahramnya? Berani menyalami lawan jenis yang bukan mahramnya?.

Menurutku ini jadi bare minimum orang dikatakan paham agama adalah ketika: Dia tidak bermudah-mudahan dengan lawan jenis. Boro-boro ngajak jalan,  chatting aja ga berani kalau bukan yang urgent atau ada keperluan, kenapa? ya karena takut sama Allah. Iya gak sih?

Sebuah pengingat untuk diriku, bahwa kepahaman agama' itu akan terlihat dari bagaimana ia mengambil keputusan juga sikap terhadap suatu masalah, akankah karepe dewek ataukah Memakai ilmu dalam menghadapi masalahnya. Cek juga, apa referensi yang ia pakai dalam memutuskan suatu perkara? apakah aturan Allah dan RasulNya, atau pemikiran2 di luar?.

Jika tujuan pendekatan adalah sesuatu yang mulia bernama pernikahan, maka jemputlah itu dengan cara yang mulia, sempurnakan berkahnya dengan penjagaan proses sebelum pernikahan.

Jangan bermudah-mudahan ya bestie, ingat, segala bentuk keberdua2an sebelum menikah yang membuatmu senang hanyalah ilusi. Bertahanlah sendiri dulu, untuk dapat merasakan keindahan yang hakiki, insyaallah.

Ighfirli ya Rabb.. yang masih kelu dalam menyampaikan ayat2mu, yang masih di level mengingkari dalam hati, bimbing ya Rabb agar dapat menasehati dengan cara yang tepat. 

Takut Salah

Diriku terheran, apakah benar begini prosesnya?

Apakah kau pernah menonton Boruto?
Di awal-awal kemunculannya, saya termasuk yang mengikuti anime Boruto (karena Naruto sudah tamat, dan saya merasa perlu mengikuti kisah anaknya, meski hanya episode awal2 saja).

Di suatu episode, terjadi pertemuan antara Mitsuki dan Boruto. Mitsuki merasa kagum dengan Boruto (install an dari orochimaru, Boruto dijadikan sumber inspirasi, kalau gak salah ya). Lalu, ketika beberapa kali bertemu, suatu hari Mitsuki meninggalkan Boruto, dia berpikir bahwa, Boruto adalah 'matahari' baginya, maka akan berbahaya jika terlalu dekat, akhirnya Mitsuki memilih untuk menjaga jarak, agar tetap dapat melihat Boruto tanpa terbakar atau silau dengan kemampuannya. Mitsuki memilih menjauh untuk menjaga dirinya.

Loh, tumben ngawalin tulisan pakai cerita ini? Ya mumpung lagi inget aja, maap maap 🙏🙏

Nah, sekarang saya sedang merasa di posisi menemukan sesuatu seperti 'matahari', maka yang saya lakukan adalah menjauh, menjaga jarak, membatasi interaksi, membatasi komunikasi, untuk menjaga agar hati saya tidak terbakar sebelum waktunya. 

Seiring berjalannya waktu, alhamdulillah hati saya lebih tenang, karena masing-masing dari kami, sama-sama tidak mudah dalam memulai interaksi.
Lalu, bagaimana untuk tetap jaga kepercayaan?
Pakailah kaidah Jika bumi tak mampu menjadi perantara kami dalam merangkai kisah dengan kata-katanya, maka biarlah jalur langit yang akan menuntaskan kisah ini dengan berbagai kejutannya. Imanilah.

Sesekalinya interaksi, yang terasa adalah komunikasi yang kaku. Apakah jadi masalah? 
Dalam pandangan awam tentu iya, karena "kok gini amat".
Tapi bagi yang paham hakikat perkenalan tentu tidak. Karena pada masa perkenalan, bukanlah masa obral kata2 indah, bukan pula obral perhatian. Tapi masa mencari tahu karakter asli,  menjaga diri, menjaga hati, dari hal-hal yang Allah tidak sukai. 

Apakah berat? Berat. 
Tapi, tenanglah.. ini Dunia, insyaallah ada keringanan setelah keberatan.
Siapa yang menjamin?
Allah.

Jadi cukup ya, wahai diri. Fokus lagi dengan amanah di depan mata. Urusan masa depan, serahkan pada Allah saja. Tugasmu berusaha teguh di jalan yang benar, biar Allah yang berikan jalannya. 

Sabtu, 09 November 2024

Buya Hamka




 


Assalamu'alaikum, Halo semuanya.. apa kabar? Semoga baik ya :).

Kali ini saya akan berbagi perasaan tentang film buya hamka, karena saya bukan yang memiliki ilmu tentang perfilman, maka saya akan membuat review sebagai penonton awam. Nah, sebelum menonton film ini ada baiknya melihat trailer dan juga reviewnya di Youtube.

Official Trailer -> https://www.youtube.com/watch?v=fAQnkdaGisM

Review oleh Aby Kusdinar -> https://www.youtube.com/watch?v=CP905v1_Mk-

Film Buya Hamka adalah film yang disutradai oleh Fajar Bustomi dan rilis tanggal 19 April 2023 untuk volume pertamanya, karena film ini memiliki 3 volume yang membagi perjalanan Hidup seorang ulama dan tokoh perjuangan kemerdakaan Indonesia H. Abdul Malik Karim Amroellah serta biasa dikenal sebagai "Buya Hamka".

(Edit soon)


"Tak peduli bagaimana hasil akhirnya, yang jelas kita hanya dapat melakukan yang terbaik, biar Tuhan yang urus sisanya"

"Mengedapankan Akal itu baik, tapi ingatlah keterbatasan akal kita perlu dilengkapi oleh luasnya tawakal pada Allah SWT"

"Gak perlu overthinking akan hasil akhir usaha kita, sungguh itu sangat di luar kendali seorang manusia"

"Gagal itu sebuah kewajaran bagi seorang yang tawakal"

"Takut gagal itu wajar, tapi takut mencoba itu adalah musibah"

 

 

Rabu, 16 Oktober 2024

Kalau Saja Kita tak Mengingat Allah



Kalau saja kita tak ingat bahwa, ada Allah di atas segalanya, maka mungkin saja kita akan hancur oleh kekhawatiran dan kerancuan pikiran kita sendiri.

Kalau saja kita tak ingat 'petunjuk' hakiki dariNya, maka mungkin saja kita buta dan lupa arah dalam menentukan langkah.

Kalau saja kita tak ingat 'kisah teladan' yang telah Allah suguhkan dalam kitabNya, maka mungkin saja kita akan cepat menyerah dalam melihat realita-realita yang menyesakkan dada.

Makanan orang beriman di akhir zaman adalah "dzikir", ingat ada Allah. Langkah awal untuk mengingat adalah dengan mengenal.

Kebayang engga? Dengan kondisi negeri yang begini (semrawut), zaman yang semakin tua ini, kemungkaran dan kebodohan yang merajalela, ini adalah 'keadaan' dari Allah, dan ketika kita menjadi bagian dari rakyatnya, jadi bagian di dalamnya, maka, respon kita terhadap keadaan ini, nanti akan dihisab. Apakah kita berusaha untuk menjadi bagian dari solusi? Ataukah malah ternyata kita yang menjadi masalahnya.

Seorang Imam berkata "Yang menghambat manusia dari kemajuan itu bukanlah kebodohan, tapi kepuasannya terhadap ketidaktahuan"
Ayo, kepo, kepo ilmu. Ayo berlomba, lomba Amal shalih.
Semoga dengan ini, akan lahir sakinah dalam hati, karena hati telah memenuhi peran fitrahnya untuk menjadi Hamba Allah yang bermanfaat bagi lingkungannya.


Dan.. di atas segalanya, bersyukurlah jika Allah masih izinkan kita untuk mengingatNya.

#CelotehSebelumTidur #UraianOverthinking
#SehatSehatYaNegeriku
#AmbilBagianSesuaiKapasitas
#NaikanKapasitasAgarBerkualitas
#MendidikTidakMendadak
#JadiHambaBetulanBukanKebetulanJadiHamba



Jumat, 11 Oktober 2024

Stop perkawinan anak? Harusnya lebih giat menyuarakan #StopPerzinahanAnak sih



Dulu, aku adalah simpatisan feminis yang merasa sangat terganggu dengan adanya perkawinan usia dibawah 17 tahun.
Alasan 'awalnya' mungkin terlihat logis, ilmiah dan masuk akal. Padahal, kalau ditelusuri lebih jauh, maka alasan2 tersebut hanyalah alasan berdasarkan 'perasaan' dan 'persangkaan' belaka.

Bahkan, kamu bisa membaca tulisan dengan tema #StopPerkawinanAnak di blog ini! Tentu, tulisannya masih menggunakan sudut pandang lama, yaitu sudut pandang sebelum mengenal Islam.
 
Serius, setelah mengenal Islam, saya merasa lebih tenang dan mudah menjalani hidup, karena segalanya sudah di atur secara sempurna. Apa yang membuat kita merasa ribet dalam menjalankannya adalah karena kita berusaha tidak taat. Cobalah taat dulu, InsyaAllah tenang dan mudah memandang persoalan hidup.

Nah... Back to topic,
(Akan segera di edit InsyaAllah, kalau sudah menemukan kalimat yg tepat dan selesai riset, intinya jangan lupa ngaji ya!)


Maka, jika kamu melihat kebaikan ada pada diriku, ketahuilah itu karena kesempurnaan syariat Islam. Dan jika kamu melihat keburukan dariku, maka itu murni kesalahanku yang tidak menerapkan syariat Islam dengan sempurna.

Kamis, 10 Oktober 2024

Berkata



2 orang asing ini terlihat sibuk dengan agendanya masing-masing, meski di akhir pekan.
Tapi, hebatnya Allah yang Maha pengatur, hari pertama kerja dijadikannya hari libur. 
Hari libur dalam rangka memperingati kelahiran sosok yang Agung, teladan seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Allahumma shalli wa Salim 'ala  Muhammad, shallu alaih.

Pagi itu, cuaca sejuk mengiringi hati yang berusaha tidak terketuk.
Memecah rasa, agar tak mengusir logika.
Hari itu, pertama kalinya, kita saling berkata, tidak banyak basa-basi langsung ke poin inti.
Bukan untuk membangun rasa, tapi untuk saling mengetahui isi kepala.

Satu persatu pertanyaan terjawab, 
satu persatu jawaban ditanya,
Kita pahami, diantara kita ada yang berbeda,
Tapi dengan 'kedewasaan' kita pahami bahwa itu adalah fitrah saja.

Tak terasa waktu berlalu, pertanyaan-pertanyaan dasar sudah terutarakan.
Pertanyaan lanjutan, biar di pending saja, InsyaAllah ada waktunya. 

Satu pertanyaan dalam diri,
Kenapa bisa, rasa percaya muncul begitu saja pada orang yang belum pernah bertemu langsung sebelumnya.

YaAllah, ini hal yang tidak biasa. Tapi, jika ini jalanMu, maka aku patuh. Aku hanya pemain dalam jalan ceritaMu. Maka, temani aku agar memainkan peran sesuai dengan petunjukMu.



"Ketika rasa percaya hadir mengudara tanpa tahu darimana, hanya ada dua alasan yang bisa menjawabnya, pertama itu adalah pesan dari Allah, kedua itu adalah harapan dari hati manusia. Bersyukurlah bila jawabannya alasan pertama, hati akan ridha apapun ketetapanNya. Berhati-hati lah bila jawabannya alasan kedua, karena hati akan kecewa bila tidak sesuai kehendaknya. Tawakal lah"
-ElKa



Minggu, 06 Oktober 2024

Standar Perilaku




Apa yang menjadi standar Perilaku kita hari ini?
Masihkah hanya menggunakan standar perasaan?
Ataukah dengan standar label "Yang penting aku tidak merugikan orang lain"?

Hmm..  seringkali, Hal itu benar, namun juga sering salah.
Bagaimana jika perilaku tersebut tidak merugikan orang lain tapi merugikan diri sendiri.

Misalnya, perilaku makan minum sembarangan. Mungkin saja itu tidak merugikan orang lain, namun tentu merusak tubuh sendiri, artinya merugikan diri sendiri.

Lalu, bagaimana standar perilaku yang tepat?
Yakni standar perilaku "Yang terpenting ini tidak merugikanku di akhirat"
Iya, akhirat menjadi standar agar kita selalu berhati-hati dalam perilaku.
Hal-hal yang tidak merugikan diri kita di akhirat, InsyaAllah tidak akan merugikan diri sendiri dan orang lain di dunia.

Meski, perilaku yang mendekatkan kita pada keselamatan di akhirat, terkadang terasa berat, namun hakikatnya di dunia ini untuk berjuang sekuat tenaga agar menjadi hambaNya yang bertakwa.

Maka, meski berat, teruslah meminta kekuatan pada Allah, agar senantiasa didekatkan dengan orang-orang/ keadaan yang selalu membuat kita mengingat kebesaranNya.

Merugilah orang-orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya, dan beruntunglah orang-orang yang senantiasa berpedoman pada Allah dan Rasulnya.

Ingatlah, jalan menuju Ridho Allah itu tidak selalu mudah, tapi pasti berakhir indah, kala tidak indah di dunia, semoga indahnya di Syurga. 

Wallahu a'lam bisshawwab


Cari Blog Ini