^^

Terimakasih atas kunjungannya^^ Semoga harimu selalu dipenuhi dengan kesenangan dan keberkahan. Sudahkah anda bersyukur untuk hari ini??

Ads Here

Jumat, 11 Oktober 2024

Stop perkawinan anak? Harusnya lebih giat menyuarakan #StopPerzinahanAnak sih



Dulu, aku adalah simpatisan feminis yang merasa sangat terganggu dengan adanya perkawinan usia dibawah 17 tahun.
Alasan 'awalnya' mungkin terlihat logis, ilmiah dan masuk akal. Padahal, kalau ditelusuri lebih jauh, maka alasan2 tersebut hanyalah alasan berdasarkan 'perasaan' dan 'persangkaan' belaka.

Bahkan, kamu bisa membaca tulisan dengan tema #StopPerkawinanAnak di blog ini! Tentu, tulisannya masih menggunakan sudut pandang lama, yaitu sudut pandang sebelum mengenal Islam.
 
Serius, setelah mengenal Islam, saya merasa lebih tenang dan mudah menjalani hidup, karena segalanya sudah di atur secara sempurna. Apa yang membuat kita merasa ribet dalam menjalankannya adalah karena kita berusaha tidak taat. Cobalah taat dulu, InsyaAllah tenang dan mudah memandang persoalan hidup.

Nah... Back to topic,
(Akan segera di edit InsyaAllah, kalau sudah menemukan kalimat yg tepat dan selesai riset, intinya jangan lupa ngaji ya!)


Maka, jika kamu melihat kebaikan ada pada diriku, ketahuilah itu karena kesempurnaan syariat Islam. Dan jika kamu melihat keburukan dariku, maka itu murni kesalahanku yang tidak menerapkan syariat Islam dengan sempurna.

Kamis, 10 Oktober 2024

Berkata



2 orang asing ini terlihat sibuk dengan agendanya masing-masing, meski di akhir pekan.
Tapi, hebatnya Allah yang Maha pengatur, hari pertama kerja dijadikannya hari libur. 
Hari libur dalam rangka memperingati kelahiran sosok yang Agung, teladan seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Allahumma shalli wa Salim 'ala  Muhammad, shallu alaih.

Pagi itu, cuaca sejuk mengiringi hati yang berusaha tidak terketuk.
Memecah rasa, agar tak mengusir logika.
Hari itu, pertama kalinya, kita saling berkata, tidak banyak basa-basi langsung ke poin inti.
Bukan untuk membangun rasa, tapi untuk saling mengetahui isi kepala.

Satu persatu pertanyaan terjawab, 
satu persatu jawaban ditanya,
Kita pahami, diantara kita ada yang berbeda,
Tapi dengan 'kedewasaan' kita pahami bahwa itu adalah fitrah saja.

Tak terasa waktu berlalu, pertanyaan-pertanyaan dasar sudah terutarakan.
Pertanyaan lanjutan, biar di pending saja, InsyaAllah ada waktunya. 

Satu pertanyaan dalam diri,
Kenapa bisa, rasa percaya muncul begitu saja pada orang yang belum pernah bertemu langsung sebelumnya.

YaAllah, ini hal yang tidak biasa. Tapi, jika ini jalanMu, maka aku patuh. Aku hanya pemain dalam jalan ceritaMu. Maka, temani aku agar memainkan peran sesuai dengan petunjukMu.



"Ketika rasa percaya hadir mengudara tanpa tahu darimana, hanya ada dua alasan yang bisa menjawabnya, pertama itu adalah pesan dari Allah, kedua itu adalah harapan dari hati manusia. Bersyukurlah bila jawabannya alasan pertama, hati akan ridha apapun ketetapanNya. Berhati-hati lah bila jawabannya alasan kedua, karena hati akan kecewa bila tidak sesuai kehendaknya. Tawakal lah"
-ElKa



Minggu, 06 Oktober 2024

Standar Perilaku




Apa yang menjadi standar Perilaku kita hari ini?
Masihkah hanya menggunakan standar perasaan?
Ataukah dengan standar label "Yang penting aku tidak merugikan orang lain"?

Hmm..  seringkali, Hal itu benar, namun juga sering salah.
Bagaimana jika perilaku tersebut tidak merugikan orang lain tapi merugikan diri sendiri.

Misalnya, perilaku makan minum sembarangan. Mungkin saja itu tidak merugikan orang lain, namun tentu merusak tubuh sendiri, artinya merugikan diri sendiri.

Lalu, bagaimana standar perilaku yang tepat?
Yakni standar perilaku "Yang terpenting ini tidak merugikanku di akhirat"
Iya, akhirat menjadi standar agar kita selalu berhati-hati dalam perilaku.
Hal-hal yang tidak merugikan diri kita di akhirat, InsyaAllah tidak akan merugikan diri sendiri dan orang lain di dunia.

Meski, perilaku yang mendekatkan kita pada keselamatan di akhirat, terkadang terasa berat, namun hakikatnya di dunia ini untuk berjuang sekuat tenaga agar menjadi hambaNya yang bertakwa.

Maka, meski berat, teruslah meminta kekuatan pada Allah, agar senantiasa didekatkan dengan orang-orang/ keadaan yang selalu membuat kita mengingat kebesaranNya.

Merugilah orang-orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya, dan beruntunglah orang-orang yang senantiasa berpedoman pada Allah dan Rasulnya.

Ingatlah, jalan menuju Ridho Allah itu tidak selalu mudah, tapi pasti berakhir indah, kala tidak indah di dunia, semoga indahnya di Syurga. 

Wallahu a'lam bisshawwab


Sabtu, 28 September 2024

Perjuangan




Setiap insan, pasti miliki sesuatu yang mereka perjuangkan. 
Pada hakikatnya, kita diciptakan dengan misi khusus di bumi, yang menjadi alasan mengapa kita dilahirkan. Temukan dan perjuangkan, maka akan tercapai ketenangan, karena jiwa telah menemukan titik perjuangannya.
Kuatkan tekad, bergeraklah dengan ilmu dan keyakinan, sandarkan pada Allah atas segala keputusan. Kita berikhtiar, Allah yang sempurnakan, Allah yang akan pandu jalan. 

#DareToTransform #GenerasiCintaQuran #GenerasiCintaIlmu #DesainerPeradaban


Minggu, 22 September 2024

Ketika Allah Pertemukan Kita



Angin berhembus lembut mengantar turunnya daun kepada tanah.
Tersebutlah disana, untaian kata mengalir berirama.
Menguatkan langkah, memulai kisah, rangkaian pesan cintaNya.

Keraguan demi keraguan terulang, 
pada setiap pertemuan yang datang.
Anehnya.. keraguan itu tidak muncul saat kau yang datang.

Bak bercanda, kau datang ke rumah bertemu keluarga, dan aku mempersilahkan. 
Hal yang tak pernah kulakukan sebelumnya.

Penilaian pertamaku jatuh pada referensi ilmu dan gurumu, yang tidak begitu jauh dariku, meski tetap lebih unggul dirimu.
Aku tidak tahu darimana keyakinan ini berasal, keyakinan bahwa "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepan, tapi bila aku bersama orang yang seperti ini, InsyaAllah tidak apa-apa, semoga bisa dilewati bersama".

Sejak saat itu, aku tak putus meminta petunjuk pada Tuhanku, apakah benar kau adalah pilihanNya untukku?

Meski jawabannya belum bisa dipastikan, karena terhalang sebuah keadaan.
Allah ingin kita bersabar, menenun hikmah dari setiap keadaan.

Mari kita usahakan, untuk menjaga proses ini sesuai aturanNya, memohon takdir terbaik dengan cara yang mulia.

Apakah memang kita layak menjadi partner dalam membangun peradaban? 
Ataukah hanya cukup sampai pada tahap perkenalan?

Maka, sebelum jawaban itu Allah kukuhkan.
Sebelum waktunya Allah tetapkan.
Dalam penantian ini,
Tetaplah menjadi 2 orang asing sampai Allah izinkan halal bersanding.
Mari kita pastikan bahwa kebaikan takdir Allah itu tiada tanding,
Pun, kekuasaan Allah dalam membuat kisah terindah itu tiada banding.
Mari tuntaskan tanggung jawab masing-masing.

Fokus pada menjadi sebaik-baik Hamba Allah.
Membesarkan cinta pada Allah, sebelum belajar mencintai Hamba Allah.

Semoga Allah berikan jawaban terbaikNya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang bersabar dan menerima akan segala ketetapanNya.

Bila iya, Alhamdulillah.
Bila tidak, Alhamdulillah 'ala kulli hal.

Rezeki sudah tertakar, tidak mungkin tertukar.
Wasta'īnū bis shabri wash-shalâh.




Sabtu, 11 Mei 2024

Kehalusan yang menipu




[[Tipuan Makhluk Halus]]

Apa yang ada di pikiranmu tentang "Makhluk Halus?"
Horror? Misteri? Seram? Setan? Jin? Atau Makhluk tak kasat mata lainnya?
Baiklah, untuk definisi asli, kalian bisa mencarinya lewat ahli. (Rujukan rekomendasi: Ust. Muhammad Faizar)

Disini, aku akan membahas sesuai keilmuanku yakni di bidang pendidikan dan keperempuanan.

Beberapa bulan ini, aku melihat beberapa temanku melepas hijabnya. Kebanyakan dari mereka tidak menyebutkan alasannya, namun jika dilihat dari sirkel pergaulan dekatnya, maka kemungkinan besar hal ini terjadi sebab keinginan diri yang diizinkan dan didukung oleh lingkungan pergaulan.

Dulu, aku berpikir bahwa ini adalah hal biasa, karena aku yang dulu adalah seseorang yang menyakini bahwa hijab adalah pilihan, boleh dipakai boleh tidak. Sebelum aku menemukan makna bahwa hijab adalah kewajiban dan sebagai wujud cinta Allah pada perempuan, setelah kesadaran ini aku menjalankan perintah hijab dengan penuh kesadaran dan merasakan kecintaan. Sayang aja gitu, kalau orang lain belum bisa merasakan cinta TuhanNya lewat hijab ini. Cinta yang semenentramkan ini.

Balik lagi, tentang melepas hijab. Mari kuceritakan pengamatanku dulu,
Awalnya temenku ini pakai hijab seperti biasa menutup dada, kemudian lama kelamaan hijabnya semakin melilit leher, perlahan mulai menampakkan poni, perlahan naik lagi hanya jadi turban, dan akhirnya.. lepas seluruhnya. Apakah berhenti? Belum.
Pakaian yang dulu sopan, menutup dada. Awalnya lepas hijab pakaian masih lengan panjang, perlahan lengan pendek, perlahan mulai menampakkan perut (cropte) lalu perlahan lagi menampakkan leher dan menampakkan bagian aurat lain dalam selfienya, Naudzubillahi min dzalik.

Loh kenapa bisa tahu?
Ya karena, beliau sering post story baik selfie atau OOTD annya.

Apakah ini menjadi bahan ghibah?
Semoga tidak ya,
Mari kita doakan, semoga beliau bisa kembali ke jalan yang benar. Meski prosesnya mungkin sedang mundur dulu.

Nah.. hal penting yang dapat diambil pelajaran dari Kisah ini adalah:

1. Ingat teman, musuh kita yang paling nyata adalah 'syaitan'
Syaitan ini adalah sifat (bisa dimiliki Oleh manusia maupun jin). Sifat Syaitan adalah mengajak kita untuk menjauh dari jalan Allah dan mendekat pada neraka. Apakah Syaitan langsung mengajakmu untuk telanjang? Oh tidak... Dia sangat halus. Halus.. sekali bisikan dan langkah2nya, sampai2 kita tidak sadar kalau sudah berada dalam rayuannya yang paling tinggi. Dan kamu tahu ujung dari rayuannya? Yaitu "kebinasaan, kehinaan, penyesalan" maka, sobat.. kalau sudah merasa ada bisikan langkah2 yang mengarah pada menjauhnya kita dari perintah Allah, maka segera beristighfar dan mohon kekuatan untuk dapat kembali sibuk dalam amal sholih dan ketaatan. 
Berat sobat.. berat..
Makannya gak bisa sendiri, carilah teman2 taat yang bisa mengingatkan dan sabar menuntunmu agar tetap istiqomah di jalan yang benar. Meski berat sobat, InsyaAllah inilah jalan yang menjaga martabat. Inilah jalan yang tak kau sesali. 
Sabar ya.. InsyaAllah Allah akan mencukupkanmu dengan pahala yang tak terbatas. 


2. Jangan mudah tertipu dengan rayuan palsu

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan! Siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh (manusia mengerjakan perbuatan) yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya. Akan tetapi, Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS An-Nur: 21)

3. Selalu terhubung dengan orang-orang shalih


Aku nulis ini, karena aku sayang kamu. Aku ingin berteman denganmu hingga syurgaNya. 

Sebagaimana kita bisa bersenang senang bersama di dunia, begitupun aku ingin kita bisa bersenang senang bersama di Akhirat ❤️

Selasa, 16 April 2024

[[menyelami]] Ringkasan buku '5 Tahun Pertama Pernikahan' Fase-fase utama dalam kehidupan pernikahan yang harus diketahui.




Buku ini berisikan catatan dan bait-bait pengalaman dalam mengarungi pernikahan yang belum cukup lama usianya.

Bukan sebagai malaikat, bukan pula sebagai Cinderella dan Pangeran Kuda Putih-nya, bukan pula sebagai pasangan romansa dalam berbagai drama yang terkenal keromantisannya.

Ini hanyalah kisah sepasang suami istri biasa di antara jutaan pasutri di Indonesia lainnya, yang semoga pengalamannya bisa menjadi inspirasi bagi banyak suami istri di negeri ini untuk senantiasa membangun Rumah Tangga Surganya. Semoga bisa menyerap saripati kebaikan yang ada, dan semoga bisa membantu Anda dan pasangan Anda menjalani kehidupan pernikahan yang lebih baik lagi.

Begitulah yang tertulis pada halaman belakang buku ini. Bait-bait dan cerita penuh makna ini dibagi menjadi 5 bagian cerita yang disebut 5 tahap/fase dalam pernikahan. Fase-fase tersebut yaitu:

1. Euforia

Pada tahap ini, kita akan disuguhkan subbab yang berjudul kado pernikahan, Wedding V.S Marriage Preparation, dan subbab yang menurut saya menjadi poin paling penting yaitu: Berlayar Kemana. etiap insan yang menikah, pasti dalam pikirannya berharap dapat bersama selamanya bersama pasangan pilihannya dengan balutan cinta kasih sepenuh hati. Tidak ada orang yang berniat menikah untuk sengaja saling menyakiti dan berharap pernikahannya berumur pendek, kecuali orang yang tidak waras yang melakukannya. Pada tahap ini kita diajak berdiskusi tentang niat awal menikah dan persiapan apa yang dipersiapkan sebelum menuju jenjang pernikahan.

Pada umumnya, di waktu awal menuju pernikahan orang-orang sibuk untuk merencanakan pesta pernikahannya namun lupa merencanakan pernikahannya itu sendiri. Banyak yang sibuk dengan konsep resepsi pernikahannya seperti, gedung, konsumsi, undangan, foto pre-wed, MUA dan sebagainya. Namun lupa mempersiapkan bagaimana membangun pernikahan itu sendiri agar menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah.

Bukan berarti pesta pernikahan itu tidak penting, hanya saja yang perlu direnungkan adalah jika untuk mempersiapkan pesta pernikahan saja kita membutuhkan waktu yang lama, terkadang juga menguras pikiran, tenaga dan materi. Namun, sudah seberjuang apa kita mempersiapkan kehidupan setelah pesta pernikahan yang jangka waktunya lebih lama bahkan sepanjang sisa usia kita. Maka, seharusnya kita lebih banyak mempersiapkan diri dengan ilmu dan kemauan untuk belajar agar memiliki knowledge and skill yang baik untuk menghadapi berbagai badai yang akan hadir kedepannya. Pernikahan itu berat, ia bagaikan berlayar mengarungi samudera, bagaikan naik gunung dan istilah lainnya. Resepsi/Pesta pernikahan hanyalah garis start. Jika diibaratkan pernikahan adalah sebuah pertandingan, siapa yang paling berperan dalam menyelesaikan tantangan untuk memenangkan pertandingan tersebut? yakni pemain yang ikut dalam pertandingan. Takkan ada penonton yang akan membantu petanding untuk melewati tantangannya. Semua ditentukan oleh stamina, mental, perbekalan berupa knowledge and skill yang tepat untuk menghadapi tantangan selama pertandingan  berlangsung. Jika pertandingan, jelas tujuannya maka akan jelas pula ilmu apa yang digunakan untuk menghadapi pertandingan tersebut, tidak mungkin kan pertandingan gulat dihadapi dengan ilmu dan skill pemain basket?.

Begitupun dengan sebuah pernikahan, untuk dapat berlayar diatasnya kita perlu memiliki bekal stamina, mental dan bekal untuk menghadapi kehidupan pernikahan kedepannya untuk dapat mencapai tujuan bersama. Meski ilmu dan skill yang kita miliki tidak akan langsung membuat bahagia dalam sebuah pernikahan dan bebas konflik. Namun, tentu akan ada perbedaan respon dan penyikapan jika kita telah memiliki bekal sebelumnya. Pernikahan yang harmonis bukanlah yang tanpa konflik, namun kesadaran akan dua insan untuk saling memperbaiki, saling menuntun dan menjadikan konflik yang datang sebagai perekat yang perlu dihadapi bersama dengan sekuat jiwa raga untuk menjadikan kehidupan pernikahan yang diharapkan.

Mari siapkan bekal kehidupan pernikahan (Marriage) yang jauh lebih panjang daripada sekedar mempersiapkan pesta pernikahan (Wedding).

2. Pain

Tahap kedua yaitu tentang pain. Sebuah pernikahan dibangun oleh dua insan yang memiliki banyak sekali perbedaan, beda pengalaman, beda cara belajar, beda pengasuhan, beda kebiasaan dan segudang perbedaan lainnya. Bayangkan ketika perbedaan-perbedaan tersebut disatukan dalam satu wadah maka potensi konflik yang terjadi sangatlah besar. Kebiasaan buruk kecil kita yang terlihat tidak mengganggu di awal dapat menjadi biang pemicu masalah di masa depan jika diri belum dapat memanajemen konflik dengan baik.

Setiap manusia pasti memiliki luka yang dibawa dari masa lalunya dan tidak semuanya memiliki kesempatan ataupun kemauan untuk menyembuhkan lukanya di kala masih berstatus belum punya pasangan. Akhirnya, ketika menikah terkuaklah semua luka yang selama ini disimpan, ditutup dengan rapi. Tantangannya mampukah kita belajar untuk menerima segala luka yang pernah ada dan saling membasuh luka pasangan?

Mari kita rawat luka diri dan pasangan dengan ilmu yang tepat supaya sembuh dan siap bertumbuh bersama, bukan dirawat untuk tetap bertumbuh. Bersyukurlah ketika datang berbagai hal diluar pikir dan harapan kita, maka disitulah tempat kita bertumbuh untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Bukankah misi yang tidak pernah selesai selama kita hidup adalah memperbaiki diri? Jangan takut melibatkan ahli jika luka yang dirasa tak lagi dalam jangkauan ilmu diri. Tak apa untuk meminta bantuan demi keselamatan dirimu dan keluargamu. Selamat dan semangat belajar ya.

3. Struggle

Segala perbedaan yang hadir terkadang membuat kita berpikir "Apa sebenarnya aku tidak cocok dengannya?" "Ah.. aku menyesal, sepertinya aku salah pilih pasangan" dan sekelumit keluhan lain yang lahir dari batin yang menjerit karena perasaan dan pikirannnya tidak dapat tersalurkan dengan baik, apalagi jika tidak sama dengan harapannya yang tinggi. Membaca bagian tahap struggle membuat Saya teringat sebuah nasihat begini "Menikah itu seharusnya menjadikan kita mempersiapkan diri untuk melepaskan bukan memiliki" maksudnya apa? Selama ini, kebanyakan dari kita memiliki mindset "Jika aku menikah denganmu, tandanya Aku memilikimu seutuhnya" akhirnya yang terjadi adalah keinginan untuk menuntut pasangan menjadi seperti yang kita inginkan, tanpa memperhatikan keinginan pasangan yang menginginkan kita begitu juga. Kita lupa bahwa seharusnya kita lebih banyak melepaskan, melepaskan ego diri perlahan, juga melepaskan kebebasan yang kita miliki sebelumnya.

Resep sebuah kekecewaan adalah berharap pada sesuatu yang tidak pasti juga perasaan memiliki pada sesuatu yang sebenarnya hanyalah titipan. Maka, untuk menjaga segaala apa yang dititipkan oleh Tuhan pada kita baik dalam bentuk materi maupun non-materi, harus kita jaga dengan sebaik-baiknya kemampuan yang kita miliki tanpa berharap titipan tersebut akan memberikan dampak yang sama dengan cara kita memperlakukannya.

4. Survive

Pada tahap survive kita akan disuguhkan beberapa halaman kosong yang tidak bertuliskan apapun kecuali subjudul dan nomor halaman. Saya kira ada salah cetak, namun ternyata ada maksud ditampilkannya halaman kosong. Ya! Pada tahap survive, terkadang kita tidak dapat mendeskripsikan dan menjelaskan sesuatu dna keadaan dengan  baik. Hanya yang mengalami yang dapat merasakan gejolaknya. Sehingga, masa ini patut kita jadikan masa untuk lebih banyak evaluasi dan introspeksi diri untuk menata ulang, merapihkan kembali juga membangun lagi bangunan rumah tangga yang mungkin telah berkarat, rapuh ataupun perlu ditambal untuk tetap dapat berdiri kokoh dan siap menjadi tempat bernaung kembali setelahnya.

5. Blesss

Pada tahap ini, kita akan diajak berdiskusi lebih dalam tentang tujuan pernikahan yang bukan saja hanya untuk mencapai bahagia di dunia namun bagaimana suka duka perjalanan sebuah pernikahan memapu mengantarkan kita pada sesuatu yang lebih menenangkan dan penuh berkah yaitu "Ridho Allah SWT".  Lelah, keluh, sedih, dan perasaan negatif lain yang hadir jika disikapi dengan baik akan mendatangkan berkah, namun jika disikapi dengan tidak baik, maka dapat menjadis sebuah musibah.

Bersyukur tidaklah mudah dikala banyak rasa negatif yang megumbar dan rasa positif yang menghambar. Namun, tidak salah untuk selalu mencoba bersyukur dalam setiap keadaan.

Jalanilah pernikahan dengan sabar dan syukur. Sabarmu mendekatkan pada pertolongan Allah, dan syukurmu menambah berkah karunia yang tak terkira.

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu (al-Qur’an) dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (hati manusia), dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Yuunus: 57).

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaaq: 2-3).

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya.” (Qs. ath-Thalaaq: 4).

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).

 

Sekian yang saya dapat revuew dari buku 5 Tahun Pertama Pernikahan, semoga kita saat ini atau kelak dapat menyikapi segala hal dengan bijak dengan ilmu yang telah dipelajari, dan tidak pernah berhenti menuntut ilmu untuk menghadapi kehidupan yang lebih menantang kedepannya.

Semoga bermanfaat!




Cari Blog Ini