^^
Ads Here
Minggu, 08 Mei 2022
Kuliah Bidikmisi dan Tanggung Jawab pada Diri serta Negeri Ini (Catatan 12 November 2020)
Sebulan Jadi Orang Toxic??? JANGAN DITIRU!! (Catatan 20 Maret 2021)
Pandai-pandailah Bersyukur (Catatan 20 Maret 2021)
Bertemu Ego di Rumah
Halo Bders!
Wah sudah lama sekali aku tidak menulis disini.
Mencoba menulis di tempat lain, namun lupa bahwa aku miliki rumah untuk berpulang, kembali meluruskan pikiran, menulis dengan ketenangan. Pulang itu menyenangkan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Halo Rumah!
Lama sekali tak singgah, rasanya ingin menyapa jendela yang sudah berdebu, perabotan yang kian lusuh dan kamu yang sudah lagi tak utuh, buku catatanku. Banyak sekali cerita yang ingin kusampaikan, hingga aku bingung harus memulai dari mana.
Layaknya pulang ke rumah, aku ingin sejenak duduk di kursi, menyapu sekeliling dengan mataku dan bertanya: Apakah ada perbedaan? Sudahkah aku pulang dengan membawa kabar bahagia? Terlambatkah aku?
Ah... baru saja kembali ke rumah, pikirku sudah kembali pada hal luar rumah. Kupejamkan mata sejenak, membiarkan kekosongan mengisi pikiran.
.
.
Gemericik air membangunkanku, suara perpindahan air dari teko ke gelas sumber suara itu.
Siapa lagi yang ada di rumah ini? Pikirku.
"Tap..tap..tap" suara langkahku ganjil menuju Dapur.
to be continued...
Obat Malas
A. Penyebab malas
orang menjadi malas dikarenakan beberapa faktor diantaranya :
1. Faktor intern (dari dalam)
- sugesti dari otak
- lemahnya iman
- pola pikir ,
- Hilangnya semangat
Catatanku: [[Untukmu Nak, Kelak]]
Hari ini Ibu melakukan perjalanan yang cukup jauh, tiba-tiba saja ku teringat dirimu.
Entah, kelak engkau ada atau tidak.
Nak, bila kau ada
Ibu ingin sampaikan padamu sedikit saja perasaanku hari ini
Nak..
Biarlah sekarang saat belum ada dirimu
Belum Tuhan titipkan dirimu
Ibu menjadi ibu bagi setiap anak yang hadir di sekitar Ibu
Kelak, jika kau ada
InsyaAllah Ibu usahakan untuk mengutamakanmu dari siapapun
Nak.. biarlah saat ini
Ibu berjalan jauh
Demi mengejar mimpi Ibu
Yang mungkin masih jauh
Semoga dengan usaha ini
Kelak
Ku bisa mendampingi mu sepenuhnya
Biarlah saat ini ku lelah
Asalkan nanti kupastikan
Kehadiran ku tak tergantikan gadget canggihmu
Kehangatanku tak tergantikan panasnya gadget di tanganmu
Suaraku tak tergantikan oleh suara-suara ting ting teng teng tung tung yang kurang bermakna
Aku ingin hadir sepenuh jiwa raga
Menjadi ibu bagi dirimu
Teman-teman mu
Dan anak lainnya
Mungkin suatu saat kau cemburu dengan itu
Namun satu hal nak,
Saat aku menyayangi anak-anak lain selain dirimu,
Semoga Allah pun akan menyanyangimu sbgaimana aku sayang padamu dan pada anak lainnya
Kau tahu nak?
Ibu sejak saat ini selalu berdoa untukmu nak, agar kelak kau mampu memimpin dirimu dengan petunjuk Allah
Dan mampu menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.
Nak, cita-citaku ketika ku dipilih untuk menjadi ibumu
Adalah
Aku ingin kelak, kamu akan bangga dan sangat berterima kasih pada TuhanMu karena punya Ibu sepertiku
Maka dari itu nak, ibu usahakan belajar dari sekarang hingga nanti agar jiwamu tak mati
Ibu juga ingin, kelak ketika Allah memanggil ibu tanda sudah selesai tugas menjagamu, ibu tidak menyesal karena telah berusaha maksimal untuk menjaga titipan terbesarNya
Doa ibu menyertaimu selalu, kutabung doa sejak saat ini
Dan itu adalah untuk kamu, anakku
#BerpuisiDiJalan
#NoEdit
#KaryaSepintas
Catatanku: [[SELAMAT HARI IBU PADA SETIAP HARINYA]]
Karena setiap hari adalah hari Ibu, maka ku ingin tuliskan kembali nasehatmu waktu itu.
"Nak, jangan sedih ya kalo kita gak punya apa-apa, kita emang gak punya apa-apa, tapi ingat, kita selalu punya Allah yang miliki segalanya, kalo kamu punya keinginan, lakukan saja yang terbaik, banyakin berdoa, doaaaaa trus dan jangan bosan ya! InsyaAllah Allah akan selalu kasih jalan bagi hambaNya yang selalu berusaha. Sabar ya!"
Ibuku mungkin hanya lulusan SD tapi hatinya lebih dari sarjana.
Bu, ingin kukatakan pada semesta, bahwa "Aku sangat bersyukur dan bangga dapat terlahir dari rahimmu", terimakasih yaAllah, telah engkau titipkan malaikat dalam bentuk manusia bernama 'Ibu'.
Kelak, jika Allah SWT bertanya padaku apakah kau mendidikku dengan benar. Aku tak ragu katakan "Iya, yaAllah, beliau mendidikku dengan sepenuh jiwa, raga, rasa dan segenap kemampuan yang beliau punya, dan bila Aku termasuk golongan orang yang tidak baik, maka Aku yakin yaAllah itu murni berasal dari kesalahanku memahami didikannya, maka tolong yaAllah, Aku mohon balas beliau dengan Syurga yang Engkau janjikan, mohon yaAllah, karena Aku tak ingin lagi melihat tangisnya, kesusahannya, melihat segala hal yang membuat dada ini sesak dan tangis perlahan terisak, mohon ya Rabb keadilanMu bagi kedua orang tuaku".
Ibu, engga papa kok kalo Ibu yang termasuk gak ngerti teknologi karena saking sibuknya, dulu mengurus ke 6 anaknya seorang diri. Gak apa-apa juga kalo Ibu gak pernah baca surat ini. Tapi bait doaku, InsyaAllah tertuju padamu.
Sehat selalu ya, Aku tau engkau sangat mengharapkan anak terakhirmu ini lulus tahun ini, tapi maaf ya bu, ternyata aku belum mampu Tahun ini, moga tahun depan ya.
Terimakasih atas samudera maaf yang kau hamparkan untuk goresan kesalahan dan kecewa yang aku buat. Maaf dan maaf lagi yang kuminta, belum dapat memberikan apapun padamu. Sungguh kasih sayangmu, takkan pernah terganti.
Terimakasih Ayah, telah memilihkan Ibu yang terbaik untukku. Semoga engkau (Ayah) tenang disana, smoga hadirnya Aku di dunia tak menambah siksa kuburmu, smoga Allah beri penerangan dalam kuburmu. Aamiin
I love you. May Allah bless you, save you, love you always.