Sabtu, 28 November 2020

Nikah Muda dan Nikah Anak itu Beda Tolong Perhatikan!

Perkawinan anak adalah perkawinan yang dilakukan oleh seseorang yang berusia dibawah di bawah 19 tahun, baik salah satu diantaranya maupun keduanya. Sedangkan perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan ketika seseorang telah mencapai batas minimal perkawinan yakni 19 tahun. 

Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan angka perkawinan anak tertinggi di dunia. Menurut KPPA Indonesia berada pada urutan ke- di dunia dan nomor 2 di Asia tenggara.

Badan pusat statistik pada tahun 2018 menunjukkan, 1 dari 9 anak perempuan telah menikah di usia anak.
Meski pada pada 10 tahun terakhir terjadi penurunan sebanyak 3,5%, angka perkawinan anak masih tergolong tinggi.

Tingginya angka perkawinan anak di Indonesia, didukung beberapa faktor, mulai dari ketimpangan ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, atau interpretasi dari suatu budaya yang disalah artikan.

Perkawinan anak berdampak negatif pada kesehatan, pendidikan, dan ekonomi anak di masa depan.
Anak, secara fisik dan mental, belum siap berumah tangga rentan menjadi korban kekerasan.

Perkawinan anak juga mengakibatkan, putusnya pendidikan, terutama bagi seorang perempuan, hal ini menyebabkan kesulitan mencari pekerjaan karena pendidikan yang rendah, juga berdampak pada ketahanan ekonomi keluarga.

Masa anak seharusnya dihabiskan untuk mengembangkan diri dan membangun jati diri agar menjadi individu yang berkarakter dan siap membangun bangsa. Beban rumah tangga seharusnya diemban oleh seseorang yang telah dewasa dan matang baik secara fisik maupun emosional. 

Cegah perkawinan anak dimulai dari Membangun komunikasi positif dan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan di keluarga.

Jadi, jika ada seseorang yang menikah pada usia 19-25 tahun itu masih tergolong pernikahan muda dan bila menikah di bawah usia 19 tahun, itu tergolong pernikahan anak. Batas pernikahan muda tentu tidak sama antara satu daerah dengan yang lainnya, hal ini bergantung pada budaya setempat. Namun, yang ditekankan disini adalah bahwa pernikahan anak tidak sama dengan pernikahan muda.

Mendukung Perkawinan Anak sama dengan menyengsarakan masa depannya. Kawin anak bukan solusi pengurangan beban ekonomi, kawin anak bukan solusi dari rasa kesepian, kawin anak bukan solusi menghindarkan perzinahan. Pembiasaan komunikasi positif dengan anak, menjaganya dari pergaulan yang tidak sehat. Dukung anak berteman, bukan ke pelaminan. 

#DukungPendidikannya #TemaniMengertiMereka #KawinAnakBukanSolusi #StopPerkawinanAnak



Rabu, 25 November 2020

Bergabung di Grup Curhatan Remaja? Apa Rasanya?

Di suatu malam yang dingin, ketika scrolling beranda FB, saya menemukan saran grup yang menarik karena berisi cerita-cerita terkait permasalahan yang dialami oleh para remaja Indonesia. Sebut saja grup Remaja Indonesia (bukan nama sebenarnya).

Maka, tertariklah saya untuk bergabung dalam grup tersebut. Sebelum bergabung, ada pertanyaan terkait motif kita bergabung dalam grup tersebut. Saya mengisi dengan alasan ingin mengetahui permasalahan yang ada di usia Remaja.
Akhirnya, setelah beberapa hari akun saya diterima dan tergabung dalam grup Remaja Indonesia.

Sejak saat itu, muncul notifikasi pemberitahuan postingan baru dari grup tersebut. Cerita yang mereka posting di grup amat beragam. Mulai dari indahnya Berkasih sampai sakitnya dikhianati. Dari motivasi hingga demotivasi. Dari yang penuh semangat hingga yang putus asa semua ada dalam grup ini.

Kebanyakan remaja yang menjadi member, menjadikan grup tersebut untuk menceritakan permasalahan yang tidak dapat mereka ceritakan dengan lingkungan terdekatnya. 

Bahkan, tak jarang mereka menceritakan permasalahan terkait keluarga yang mereka miliki.

Saya menangkap, cerita yang mereka utarakan di grup banyak tentang permasalahan-permasalahan yang memang terjadi dan sangat mungkin terjadi di masa remaja.

Masalah-masalah yang banyak dibahas adalah hubungan tidak harmonis dalam  keluarga, tidak diterima di lingkungan masyarakat, bully, menghadapi standar kecantikan yang tak masuk akal, penerimaan diri yang belum sepenuhnya,  percintaan bahkan penyimpangan perilaku yang berkaitan dengan psikologi. 

Para komentator yang berusia lebih dewasa umumnya menerima apapun yang mereka ceritakan dan memberi saran yang menenangkan, adapun sebagian yang lain menanggapi curhatan tersebut dengan sistem adu nasib. Yang mana, bukannya mendengarkan dan menyimak haik-baik cerita yang dituliskan, namun malah curhat dirinya sendiri yang merasa lebih buruk dari pengirim. Wajar sih, grup multiusia, multijawaban.

Para orang dewasa yang ada di grup ini, mungkin termasuk saya sendiri lebih sering berkomentar menjadi penengah agar sang pencerita tidak merasa terlalu bersalah akan dirinya yang sudah bercerita, juga tanpa merendahkan komentator lainnya.

Dinamika kehidupan remaja yang mereka sampaikan di grup membuat saya tersadar, masa remaja terkadang menjadi masa tersulit yang harus dihadapi oleh setiap orang di masa pertumbuhannya.
Hal sulit banyak terjadi, seperti Pengambilan keputusan yang masih sangat dipengaruhi keluarga, kebingungan mereka tentang status apakah anak2 atau sudah dewasa, kecemasan atas perubahan yang terjadi dalam diri baik bersifat fisik maupun mental dan lain sebagainya.

Hal-hal tersebut tak lain adalah sebuah proses menuju pendewasaan. Dukungan moral dari orang yang lebih dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan kedewasaan mereka. Remaja yang memiliki hubungan positif tentang dirinya dan keluarga, cenderung lebih dapat menjalani masa remajanya dengan baik dan kuat menghadapi tantangan yang hadir.

Sayangnya, tak semua remaja mendapatkan perlakuan yang supportif dari lingkungannya, sekalipun dari keluarganya sendiri. Bahkan, ada yang tidak tahan dengan kekacauan yang hadir dalam relasi keluarga mereka.
Sungguh rumit, di satu sisi mereka punya banyak masalah, sisi lainnya terkadang ruang cerita pun mereka tidak punya.

Teman menjadi obat terbaik bagi mereka yang kehilangan sosok keluarga dalam hidupnya. Namun, apakah semua remaja memiliki teman yang baik? Atau temannya merupakan kumpulan remaja dari keluarga yang tidak harmonis? Jika ya, maka mereka mungkin akan saling mengerti dan memiliki ikatan pertemanan yang erat, namun tanpa pendampingan yang cukup, ada kemungkinan juga mereka melakukan perilaku menyimpang.

Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang dianggap telah dewasa secara usia, baiknya mampu menjadi teman baik bagi mereka. Adik, ponakan, saudara, teman atau semuanya. Jadilah ramah terhadap pertumbuhan anak. 

Akhirnya, aku mungkin merasa betah di grup ini, karena belajar menjadi kakak yang baik untuk adik2 di sosial media. Meski responnya tak selalu mengenakan, it's ok, just let it be. Kelak ketika mereka dewasa dan menyadari mereka telah mampu melewati semua masalah masa remaja, semoga aku melihat ukiran senyum dari wajah mereka.

Maka, adanya grup sejenis ini menurutku bagus, untuk menjadi ruang aman bercerita tanpa penghakiman. Semoga kedepannya, akan lebih banyak grup yang dapat menciptakan ruang cerita antar generasi lainnya, agar kita saling mengerti dan dapat menjalin relasi yang saling kasih satu dengan lainnya.

Tetap semangat untuk para remaja yang dilanda banyak permasalahan, jalani dan jangan lupa untuk selalu belajar dari pengalaman yang kau temukan. Aku disini, menantikan ceritamu yang tiada habisnya. Semoga kuat ya, masa dewasamu patut diperjuangkan agar lebih cerah.

We are here for you, stay safe and health guys.

Sabtu, 14 November 2020

Mencari Receh Modal Jaringan Internet? Apa Rasanya?


Halo Bders!
Hari ini aku mau bercerita tentang pengalamanku mencari uang hanya modal jaringan internet.

Mungkin tawaran tawaran seperti menghasilkan internet hanya modal scroll aplikasi ataupun mengisi survei sudah bukan hal baru lagi. Bahkan mungkin sudah hampir basi ya untuk saat ini. Namun, usaha-usaha tersebut masih ada sampai hari ini.

Di tahun 2012, adalah masa awalku mengenal internet. Pada saat itu, harga kuota internet belum semurah saat ini, hal ini juga sebanding dengan pemakaian kuota internet yang tidak seberapa. Sehingga kalau dihitung-hitung, budget untuk membeli kuota internet masih terjangkau.

Meskipun begitu, rasanya untuk membeli pulsa dan kuota internet bukanlah hal utama atau kebutuhan pokok untukku di masa itu. Akhirnya, dengan modal bertanya pada embah kesayangan kita yaitu Google, aku menemukan beberapa cara untuk menghasilkan uang melalui internet. Tujuanku pada saat itu adalah bukan menjadi kaya, tentu saja kalau mau kaya harus kerja nyata ehehe. Tujuanku adalah untuk dapat membeli pulsa dan kuota internet dari hasilku sendiri, juga menjadi kompensasi atas kegiatan berinternet yang kadang cukup menyita waktu.

Nah, kebiasaan itu masih aku pakai hingga hari ini. 
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan penghasilan tambahan atau mungkin receh hanya modal jaringan internet:

#Mengisi Survei
Survei, banyak dibutuhkan oleh perusahaan ataupun instansi terkait untuk mengetahui selera pasar maupun bentuk pengumpulan data lainnya.
dari mengisi survey tersebut kita akan mendapatkan beberapa poin sebagai imbalan atas data yang kita kirimkan.
Beberapa tempat mengisi survei yang mudah digunakan di antaranya: excite point, poinweb, nusaresearch, panel station, insight survey, lifepoints, price price.com. Sebagian besar, sistem yang digunakan dalam web tersebut yakni, setelah akun berhasil dibuat, kita akan mengisi survei sesuai dengan identitas diri kita lalu setelah mengisi survey kita akan mendapatkan beberapa poin yang akan dikumpulkan dan menjadi uang/pulsa/kuota internet/voucher belanja sebagai komisi. Namun, mengumpulkan poin dengan cara ini cukup menyita waktu dengan hasil yang tidak seberapa. So, kalau anda ingin mengisi waktu luang atau mengganti scroll sosial media dengan kegiatan yang lebih menghasilkan, mungkin ini dapat menjadi pilihan. Tapi ingat, jangan terlalu berharap banyak karena ketersediaan survei dan pengumpulan poin membutuhkan kesabaran serta ketekunan dari pengguna.
Kekurangan dalam pengisian survei ini, banyak data kita yang digunakan untuk kepentingan pasar. Sebelum memulai ini, sebaiknya perhatikan kebijakan privasi yang ada pada setiap web penyedia survei. Kelebihannya, kita dapat mengukur akan dapat berapa sesuai dengan jam kerja yang kita lakukan.

#Isi Kuesioner Penelitian Berhadiah
Kuesioner penelitian banyak digunakan oleh mahasiswa tingkat akhir untuk menyelesaikan studinya. Selain itu, terkadang penyedia jasa layanan internet juga mengadakan kuesioner tentang kepuasan pelanggan. Dari kedua hal tersebut, kita dapat memilih untuk mengisi kuesioner yang menjanjikan untuk mendapatkan uang atau imbalan dengan sistem undian. Pada sedikit kasus, ada juga yang memberikan imbalan kepada setiap pengisi survei atau kuesioner tersebut.
Kuesioner penelitian dengan imbalan ini, dapat ditemukan semua platform media sosial. Namun, saya sendiri lebih nyaman untuk mencari kuesioner ini di Twitter. 
Kelebihan dari pengisian kuesioner ini, kita membantu orang lain menyelesaikan tugasnya. Kekurangan dari sistem ini adalah ketidakpastian penghasilan karena sistemnya undian.
So, kalau tetap berminat mengisi kuesioner penelitian dengan imbalan, niatkan untuk membantu. Jika beruntung itu bonus, jika tidak beruntung maka anggaplah amal. Bukan berarti kita mengabaikan kuesioner penelitian yang membutuhkan bantuan tanpa imbalan. Jika kriterianya sesuai, mengapa tidak kita isi?

#Ikut Quiz dan Giveaway
Hampir semua pengguna sosial media sepertinya pernah mengikuti kuis dan giveaway untuk mendapatkan hadiah cuma-cuma. Atau setidaknya pengguna sosial media mengetahui kuis dan giveaway ini meskipun hanya karena ditandai oleh teman yang suka ikutan giveaway hehehe.
Kuis dan giveaway bukan cara asing lagi untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah ataupun barang/jasa secara gratis. 
Tips dalam mengikuti kuis dan giveaway yaitu, Jangan mudah menyerah. Percayalah, orang-orang yang sering memenangkan kuis ataupun giveaway telah merasakan kegagalan berkali-kali lipat dari jumlah mereka memenangkan giveaway.
Kelebihannya, kita bisa memilih untuk mengikuti kuis dan giveaway sesuai kemampuan. Misalnya, untuk beberapa orang yang tidak mau repot, mungkin giveaway dengan tipe like comment share adalah hal yang tepat yang tidak memerlukan usaha lebih.
Selamat mencoba mengikuti kuis dan giveaway, nggak usah minder sama yang sering menang ataupun yang banyak sekali mengikuti giveaway. Ingat, rezeki tidak pernah tertukar. Tugas kita hanyalah berusaha, sisanya urusan yang maha kuasa.

Sekian, sharing pengalaman tentang mendapatkan pendidikan di harta dari internet dengan cara yang mudah. Sebenarnya, banyak cara lain yang dapat di aplikasikan dan lebih berguna serta nyata hasilnya. Kerjaan-kerjaan tadi memang hanya untuk mengisi waktu luang atau sebagai kompensasi dari bermain sosial media. Kalau saya sendiri, saya merasakan manfaat dari kegiatan tersebut, meskipun tidak selalu mengcover pengeluaran pulsa atau internet, ini cukup menyenangkan selain dapat teman baru juga dapat pengetahuan baru terkait produk yang kita gunakan. Catatan yang perlu diperhatikan adalah, pilih saja yang paling nyaman, mudah dan dan sesuai kebutuhan. Misalnya, saat ini saya hanya menekuni di 2 situs survey, serta hobi kuis dan giveaway level bawah, belum addict. Rasanya memiliki hobi seperti ini, terkadang memiliki kekhawatiran tersendiri terkait keamanan privasi ataupun rasa tidak enak saat mengetag teman sebagai syarat giveaway. Maka dari itu, lebih baik lagi kalau kita punya grup sesama pendukung kuis dan giveaway, sehingga tidak keberatan ketika saling menandai pada sebuah quiz.

Kalau teman-teman sendiri bagaimana cara mendapatkan pundi-pundi harta hanya modal jaringan internet saja? Atau ada pengalaman seru lainnya? Yuk share di kolom komentar. 
Terima kasih

Kamis, 12 November 2020

Berulang Tahun di Tanggal 11.11? Apa Rasanya?



Halo Bders,
Kali ini Aku ingin bercerita tentang bagaimana ya rasanya berulang tahun di tanggal yang mudah diingat.

Tanggal 11 November banyak diperingati sebagai hari belanja online nasional. Selain itu itu tanggal ini juga disebut sebagai hari Pocky di Korea Selatan. Masih banyak lagi peringatan yang dilaksanakan di hari ini, hari ulang tahunku adalah salah satunya.

Pada setiap tanggal pasti memiliki sejarah dan cerita di dalamnya, sejarah tentang diriku dimulai di tanggal 11 November. 
Aku kira, di tahun ini ini tidak akan ada sesuatu yang mengejutkan. Namun, siapa sangka? Nyatanya tahun ini memiliki cerita khusus. Di tahun ini, bertepatan dengan pandemi bertepatan dengan promo 11.11 disegala marketplace ataupun banyak toko online lain di Indonesia. Promo yang diadakan pun tidak tanggung-tanggung, mungkin bila tabungan tidak terbatas akan membawa kita pada kegiatan belanja barang-barang yang cukup tidak berguna. Hehehe

Mengawali hari di tengah malam terdapat beberapa ucapan dari sahabat yang yang memulai 11.11. Selain itu, email ucapan selamat ulang tahun dari newsletter langganan berdatangan seiring dengan diskon spesial pada beberapa produknya. Namun sayangnya, dompet virtual yang kosong sangat mendukung untuk menahan diri menggunakan diskon-diskon bahan promosi. Sehingga, paling banter hanyalah memasukkan produk dalam keranjang belanja tanpa meneruskan pada tahap pembayaran. So sad, karena beberapa harga produk yang diinginkan ternyata kembali naik saat tanggal tersebut sudah lewat.

Berulang tahun di tanggal yang penuh dengan peringatan menurutku sangat memudahkan orang lain untuk mengingatnya. Seperti satu kawanku yang bercerita bahwa wa dia rela bangun tengah malam hanya untuk menunggu pembukaan dari acara 11.11. Kemudian, notifikasi Facebook memberitahunya bahwa Aku berulang tahun hari ini. Dengan begitu, saya resmi menyampaikan terima kasih kepada marketplace yang memfasilitasi teman-teman saya untuk bergadang menunggu tengah malam diselingi mengirim ucapan selamat kepada saya. 

Jadi, rasanya berulang tahun di tanggal 11. 11 ya biasa saja sebenarnya. Hanya, ada rasa bahagia yang menyelimuti ketika melihat tanggal lahir kita terpampang dengan membawa kebahagiaan untuk banyak orang. Contohnya, marketplace shopee yang sudah tidak diragukan lagi terkait promo dan diskon yang gila-gilaan demi memanjakan pelanggan setianya. Selain itu, bagi orang yang lahir di tanggal ini bisa memberikan giveaway kepada para followers sosial media dengan memanfaatkan promo yang ada. Dengan begitu kita bisa berbagi kebahagiaan dengan cara yang murah dan menyenangkan.

Bagi sebagian orang, momen hari lahir merupakan momen yang bersejarah dan perlu dilestarikan kebahagiaan yang hadir di hari tersebut. Sebagian yang lain menganggap hari tersebut sama dengan hari lainnya. Saya sendiri menganggap hari lahir sebagai pengingat bahwa durasi saya hidup di bumi bertambah, lalu bertanya pada diri, apakah kontribusi yang saya berikan selama proses pertambahan usia tersebut?

Oh iya, ada surat terbaik di tahun ini, ku titip disini ya:

Kalau kamu, bagaimana keadaan perasaan di hari ulang tahunmu? Adakah kejutan menarik di tahun ini? Atau mungkin harapan yang kamu inginkan terwujud di tahun ini? Yuk cerita di kolom komentar.


Senin, 09 November 2020

Menjadi Orang Tua, Sebuah Ketakutan Nyata (Catatan 9 November 2020)

 (Sumber gambar: pngtree.com)


"Duh.. kok aku takut ya jadi orang tua"
"Jadi orang tua sepertinya banyak  salah ya"
"Pusing, kalo harus ini itu, dah lah mengalir saja"

Menjadi orang tua adalah suatu pekerjaan yang sulit dan melelahkan.

Saya belum pernah menjadi orang tua, namun saya pernah menjadi anak.

Memasuki usia 20, saya banyak melihat banyak orang tua yang begitu berjuang dan rela bersusah payah demi menghidupi anaknya.

Memenuhi kebutuhan anak lahir dan batin pasti tertanam pada setiap orang tua yang bertanggung jawab.

Pun begitu, setiap orang tua pasti mengusahakan yang terbaik untuk anaknya. Itu hal yang saya yakini hingga saat ini.

Itulah mengapa, meski kita sebagai anak, terlahir di keluarga yang mungkin belum menerapkan pola asuh yang 'Ramah Anak' atau yang parah hingga 'Toxic' kita tetap menghormati dan mengasihi orang tua kita sebaik-baiknya.

Mengapa? Zaman kita dan zaman mereka berbeda. Wajar, bila pola pengasuhan yang dijalankan masih menggunakan metode 'warisan' turun temurun yang cenderung konservatif dan mengikuti insting sebagai orang tua saja. 

Hal tersebut juga didukung dengan akses kepada 'ilmu parenting' yang masih sulit dan belum dianggap sebagai sesuatu yang bisa dipelajari sebelum memiliki anak.

Nah, kita sebagai generasi yang lahir di zaman serba mudah, akses informasi yang beragam dapat memutus mata rantai pola asuh yang 'konservatif' menjadi lebih demokratis.

Apa itu? Yaitu pola asuh yang melibatkan anak sebagai subjek pendidikan bukan objek pendidikan. Jadi, keberadaan anak diakui sepenuhnya sebagai subjek manusia Utuh yang memiliki perasaan, dan pilihan atas tindakan yang diberikan kepadanya.

Tugas orang dewasa, yaitu memahami bagaimana bentuk  komunikasi yang dapat diterima anak sesuai dengan perkembangan jiwanya. 

Bila, anak-anak memiliki kekuatan atas tindakan di hidupnya. Maka, sudahlah penuh dia mengenal diri, mampu menolong diri dan mungkin mampu menolong orang lain diluar dirinya. 

Semoga anak menjadi manusia yang bermanfaat bagi Diri, Agama, Nusa dan Bangsa adalah doa yang terpanjat dari orang tua, dan tentu orang tua juga idealnya mengusahakan hal tersebut dengan memberikan anak jalan untuk dapat bermanfaat dalam kebaikan. ☺️
.



( Laelatul Khodria-Ramah Anak Foundation. Lebih banyak di https://instagram.com/ramahanakfoundation?igshid=t69qcgcbt20m )

Minggu, 08 November 2020

Mengeluh dan Cara Terbaik Meresponnya

Mengeluh, mungkin ketika pertama kali kita mendengar kata tersebut yang muncul dalam benak kita adalah perintah untuk bersyukur. Padahal tidak semua keluhan itu adalah tanda bahwa ketidakbersyukuran seseorang, bahkan terkadang keluhan itu adalah menjadi bagian dari pertahanan diri untuk dapat bertahan dalam keadaan yang tidak menyenangkan.

Mengeluh merupakan cerminan dari perasaan yang sedang merasa terbebani oleh sesuatu. Meski perasaan ini cenderung negatif, nyatanya perasaan tersebut hadir dan tidak dapat diabaikan begitu saja.

Dalam kultur masyarakat yang cenderung hanya menerima perasaan positif saja dan mengabaikan kehadiran perasaan negatif seperti sedih, tertekan, kesal, marah dan lain sebagainya. Kultur tersebut menjadikan seseorang sulit untuk mengekspresikan perasaan negatif yang dimiliki. Keadaan ini acap kali membuat seseorang menjadi lebih tertekan dan tidak mampu mengekspresikan dengan cara yang baik. 

Menurut King dan faber dalam bukunya seni berbicara pada anak, beliau menyatakan bahwa segala perasaan dapat diterima baik perasaan positif maupun negatif yang perlu dibatasi adalah tindakannya. Karena pada dasarnya perasaan tersebut hadir secara alamiah dan sangat manusiawi. 

Bagaimana mungkin kita merasa biasa saja ketika kita sedang mengerjakan tugas di depan laptop lalu tiba-tiba adik kita menumpahkan minuman di atas lembar kerjaan yang tengah dikerjakan. perasaan alami yang muncul biasanya berupa perasaan marah kesal dan ingin sekali rasanya untuk memarahi adik kita tersebut. Perasaan marah yang hadir dapat kita terima sebagai respon dari pikiran kita, Namun kita memiliki pilihan untuk marah-marah atau mengekspresikannya dengan cara lain.

Nah apa sih pesannya? Pesan dari ilustrasi di atas adalah bahwa kita bisa dan harus menerima perasaan negatif tersebut. Perasaan ini tidak perlu disangkal apalagi ditolak keberadaannya, cukup diterima bahwa saya merasa kesal atau saya merasa marah. Lalu tindakan yang dilakukan saat perasaan tersebut muncul itulah yang dapat dibatasi kita bisa merasa marah Namun kita bisa memilih untuk tidak marah-marah cukup dengan memberi tahu bahwa saya merasa marah karena air yang ditumpahkan kan ini. Mungkin tidak mudah, perlu pembiasaan dalam pengaturan emosi. Kita yang terbiasa hidup dalam masyarakat yang belum dapat menerima perasaan negatif sepenuhnya mengakibatkan cenderung mengekspresikan perasaan negatif dengan cara yang negatif pula.

Oleh karena itu diperlukan ruang sosial yang mau menerima perasaan negatif agar seseorang tersebut dapat mengekspresikan dengan lebih bijak. Hal yang perlu diperhatikan adalah cara mengekspresikan perasaan negatif dengan tindakan yang yang tidak bersifat menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Caranya gimana ya? Mungkin alternatifnya adalah ketika perasaan negatif tersebut muncul langsung tarik kendali rem dalam diri kita untuk sejenak memberi jeda pada keinginan untuk bertindak semena-mena.

Begitu juga dengan keluhan yang yang di alamatkan oleh seseorang kepada perilaku orang lain ataupun kejadian yang tengah menimpa dirinya. Contohnya Hari ini saya membuat status di WhatsApp tentang bagaimana saya mengeluh karena merasa tertekan dengan tugas yang ada baik tugas kuliah maupun tugas organisasi. Perilaku mengeluh terkadang hanya ucapan ataupun wujud pengejawantahan perasaan secara spontan, sehingga seringkali menghasilkan kata-kata yang terlihat seperti berlebihan ataupun mengesankan bahwa seseorang Ini membutuhkan pertolongan.

Padahal tidak semua keluhan membutuhkan respon yang berlebihan. Tidak jauh berbeda dengan perasaan, keluhan mungkin hanya perlu diterima dan tidak perlu ditambah dengan penghakiman bahwa "kamu kok tidak bersyukur sekali ya" "itu kan sudah jalan yang kamu pilih kenapa kamu selalu mengeluh? ". Coba lihat bagaimana orang dapat mengekspresikan perasaan negatifnya dengan baik ketika keluhan saja tidak diterima. Hal ini tentu memberikan dampak pada ketakutan akan mengeluh. Tak heran bila banyak orang yang mengekspresikan perasaan negatifnya kepada hal-hal yang cenderung menyakiti orang lain seperti membuat komentar jahat di kolom postingan orang lain.

Loh kok Kamu mendukung orang-orang mengeluh? Bukannya setiap agama dan kepercayaan mengajarkan kita untuk selalu bersyukur?Tentu semua orang tahu bukan bahwa dengan bersyukur nikmat yang ada saat ini akan bertambah dan dan bila kita melakukan kufur nikmat maka apa yang kita miliki mungkin bisa berkurang baik dalam jumlah maupun keberkahannya.

Untuk menjawab ini kita perlu sependapat terlebih dahulu yakni bahwasanya "mengeluh bukanlah pertanda utama ketidakbersyukuran seseorang melainkan respon yang ditampilkan kan saat seseorang yang mengalami sebuah tekanan ataupun perasaan yang tidak mengenakkan pada dirinya ".
Sedangkan bersyukur adalah perasaan positif akan kehadiran segala sesuatu yang ada dan kita miliki baik secara materi maupun non-materi baik secara psikis maupun dalam bentuk fisik. 

Pernah nggak sih kita mengeluh akan suatu hal, di sisi lain kita tidak bermaksud untuk tidak bersyukur, Iya pengen aja gitu ngeluh. Toh selanjutnya atau pada saat bersamaan dalam benak kita terbayang betapa beruntungnya kita akan kepemilikan atau kehadiran sesuatu di dalam hidup kita. 

Jadi mengeluh waktu boleh ya? Iya tentu saja boleh, yang terpenting adalah keluhan kita disampaikan dengan cara yang tepat yang tidak menyakiti orang lain. Caranya gimana? Bisa saja dengan menuliskan perasaan itu bagi yang suka menulis bisa juga dengan mengucapkannya, atau yang paling sering dilihat adalah dengan membuat suatu postingan baik yang bersifat sementara seperti status WhatsApp, instastory atau mungkin ngetwit di Twitter. Hal yang perlu diperhatikan tentu saja bahasa penyampaiannya,

Terus kalau misalnya kita yang melihat seseorang sedang mengeluh kita harus gimana dong? Mungkin jawabanku adalah membiarkannya atau kalau kalau hanya ditujukan untuk kamu ya sudah di terima terima saja ya itu memang hal berat. Terkadang kita menjadi hakim kehidupan orang lain, padahal orang lain itu tidak selalu membutuhkan Hakim seringnya dia hanya butuh didengarkan dan diterima perasaannya. 


Tapi kan kalau ngeluh di sosmed itu bahaya? Ya Iya tentu saja berbahaya bilang kamu mengeluh setiap hari dan bercerita segala hal tanpa filter.
Oke daripada banyak-banyak saya menulis kayaknya makin kemana-mana dan tidak mengerucut. Kita simpulkan saja dengan beberapa kesimpulan.

Kesimpulan pertama, mengeluh itu boleh namun secukupnya dan batasi tindakan ketika keluhan tersebut muncul. Jangan sampai keluhan tersebut membawa energi negatif bagi kehidupanyang seringkali membuat kita malas untuk menyelesaikan masalah tersebut. Keluhan dapat diterima. tindakannya yang perlu dibatasi.

Kesimpulan kedua, kalau melihat seseorang membuat postingan atau secara langsung sedang mengeluh terkadang hanya perlu penerimaan saja tidak perlu dihakimi untuk selalu harus bersyukur. Karena rasa syukur memang tidak dapat dipaksakan, ia harus hadir dari diri yang ikhlas. Untuk menghadirkan keikhlasan tersebut, Hal pertama yang dilakukan adalah menerima perasaan negatif lalu menyadari bahwa masalah yang kita alami dapat dicari cara untuk penyelesaiannya.

Kesimpulan ketiga, walaupun mengeluh itu dibolehkan bukan berarti segala hal di dunia ini ini harus dikeluhkan. Ubah mindset kita bahwa mengeluh hanya untuk melampiaskan atau melepaskan emosi negatif dalam diri dan bukan untuk mempengaruhi tindakan kita selanjutnya.

Dengan mengubah mindset kita terhadap kegiatan mengeluh yang sering kita lakukan ataupun kita lihat di sosial media, hal ini rasanya patut menjadikan diri kita untuk memupuk rasa empati terhadap orang lain. Ingat lagi, mengakui perasaan adalah hal pertama yang dilakukan untuk mendapatkan kesehatan mental yang baik.