^^

Terimakasih atas kunjungannya^^ Semoga harimu selalu dipenuhi dengan kesenangan dan keberkahan. Sudahkah anda bersyukur untuk hari ini??

Ads Here

Sabtu, 18 November 2023

Dunia: Tempat terbaik merasakan kekecewaan, jadi nikmatilah.


[[ Dunia memang tempatnya kecewa, maka nikmatilah ]]
 
Pernahkah dirimu berharap, lalu terpatahkan?
Kemudian berharap lagi, lalu hampa?
Kamu berikhtiar, namun berakhir gagal.
Kamu berikhtiar, namun berakhir kalah.
Kamu berstrategi, namun hancur lagi.
Kamu tak menyerah, namun rasanya sia-sia.

Kamu sadar
Kalau kamu kecewa pada ekspektasimu sendiri, namun terus mengulanginya. 
Ah payah.

Apa yang salah?

Bagian salahnya adalah, kamu mengharapkan kebahagiaan pada sesuatu yang sifatnya fana.

Pahamilah, dunia selalu bersifat sementara. 
Sedih? Sementara
Senang? Sementara

Kalau ingin bahagia terus, sejuk terus, tak ada kesia-siaan, maka 'surga'lah tempatnya.

Nanti.. 
Setelah kamu berhasil melewati kehidupan dunia sesuai dengan aturanNya.
Sabar ya...

Lalu, hal benarnya adalah, di bagian ikhtiar yang kamu tak pernah lelah untuk mengulangi ikhtiar itu, meski salah, namun kamu justru belajar lebih baik dari kesalahan.

Kelak, Segala apa yang menjadi ketetapan Allah atas kita, tidaklah akan dipertanggungjawabkan. Namun, yang menjadi pertanggungjawaban kita adalah "Respon" terhadap apa-apa yang menjadi ketetapan Allah. 

Jika diberi lebih, akankah bersyukur?
Jika diberi kurang, akankah bersabar?
Atau bahkan jika tidak diberi, akankah tetap percaya?

Maka, responlah segala yang datang di hidup kita dengan kacamata 'iman'. Maka, dalam kondisi apapun, insyaallah kita yakin tanpa ragu, bahwa itulah takdir terbaik, dan kita mampu menjalankan amanahnya sebagai 'hamba Allah' serta 'khalifah fil ard' .

Gampang ya? Iya.. ngomong, nulis emang gampang. Justru di aplikasi yang perlu tantangan, dan disini, ilmu itu pahalanya tidak hanya di pengetahuan, namun di amal, di bagian amal lah, ilmu kita diuji. Apakah lulus atau remedial lagi?
Dan disinilah 'titik sadar' kita sebagai manusia, yang ternyata engga mampu kalo sendirian, engga mampu beramal kalau tanpa pertolongan Allah. 
Maka, selain ikhtiar, jangan patah berharap, berdoa, dan berserah.

Berusahalah, berusahalah selalu agar berjalan dalam jalan yang diridhoinya,
Insyaallah.. insyaallah..
Selamat menikmati.

Kelak, semoga kita bertemu kembali di surgaNya.
Jika kamu tidak melihatku, maka panggil aku ya.

Minggu, 12 November 2023

Kekuatan "Teman Sejati" yang bernama..........

 





Hari ini, kamu telah menjadi pribadi yang baru.

Kamu tidak lagi menutup diri seperti di masa lalu, saat ini kamu siap untuk berteman dan membangun relasi dengan orang lain. Dulu, kamu takut untuk melakukannya dan kamu merasa ditolak oleh lingkungan pergaulan karena kamu merasa engga bisa mengikuti obrolan mereka apalagi memberi manfaat yang lebih untuk mereka.

Di tempat kerjamu yang baru, kamu menemukan lingkungan baru yang membuatmu bersyukur karena merasa diterima sebagai dirimu seutuhnya. Lalu, kamu mulai tampil bercerita, mendengarkan kisah mereka, juga mulai saling bertukar ide dan memecahkan solusi bersama. Ini sungguh perasaan menakjubkan!

Hari berganti, satu bulan telah terlalui sejak dirimu memutuskan untuk lebih bisa terkoneksi dengan dunia luar dan menerima segala yang terjadi di masa lalu, kamu paham sekali bahwa seburuk-buruknya masa lalu, masih ada masa depan yang perlu diperjuangkan. Dan kamu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengikhlaskan segalanya.

Namun, entah kenapa pada saat ini rasa tak nyaman itu kembali muncul. Kamu sudah bisa terbuka, tapi nyatanya dirimu masih merasakan kesepian itu, meski di tengah keramaian.

YaAllah, perasaan apalagi ini? mengapa terjadi secara berulang? Aku hanya ingin berteman seperti biasa, tapi kenapa setelah aku mencoba membuat koneksi dan keterbukaan komunikasi itu mulai tampil, aku malah merasakan sepi. Aku merasa, orang lain menilaiku menjadi pribadi yang berbeda. Apa salahku? tanyamu dalam hati. Kamu menangis, lalu menghubungi teman kepercayaanmu untuk menjelaskan perasaan yang sedang kamu alami.

Kamu begitu bergetar dan ingin menangis saat menceritakannya, padahal kamu sadar kamu engga mengalami masalah apapun. Kamu hanya merasa terputus koneksi dengan lingkunganmu.

Awalnya kamu bisa berteman, namun akhirnya kamu kembali sibuk dengan dirimu dan kembali tenggelam dalam rasa sepi. Sungguh hidup ini tidak adil yaAllah.

Temanmu memintamu untuk menarik nafas dan perlahan menghembuskannya agar dirimu lebih tenang.

Banyak hal yang disampaikan oleh temanmu tentang perasaanmu. Namun, poin yang kamu paling tangkap adalah "Sesungguhnya, teman sejati yang selalu bisa menemuimu bukanlah pasanganmu, temanmu, sahabatmu ataupun keluargamu, ia bernama 'Amal Sholih' ia yang akan menemanimu sampai setelah kematian, bisa jadi perasaan sepi yang hadir dan selalu menghantui adalah pesan dan kode dari Allah untuk lebih mendekat padaNya dengan memperbanyak amal shalih, hanya itu, hanya itu bestie yang bisa mengisi kekosongan dalam hati"

Amal sholih yang sifatnya tak berbatas, itulah yang bisa mengisi ruang sepi dalam hatimu yang tak terbatas pula kedalamannya.

Meski merasa berat, pahit, namun kamu tetap berusaha mendengar dan merenungkan nasihat itu. Dan pada akhirnya, kamu mencoba kembali apa yang telah kamu mulai yaitu: Menyambung tali silaturahim, namun kali ini kau luruskan niat, bukan karena egomu, namun karena Tuhanmu. 






Minggu, 05 November 2023

Kilas Balik Aksi Bersejarah hari ini: Dulu Nyinyir, sekarang Iri



Dulu, waktu diriku belum mengerti Islam, belum mengenal sepenuhnya ajaran Islam. Aku selalu Nyinyir dan tidak suka dengan berbagai gerakan aksi2an di Monas yang melibatkan banyakkkkk orang, utamanya jika yang diaksikan terkait dengan keagaamaan. "Apaan sih, lebay banget, gitu aja dibela" celetuk ku dulu yang masih buta akan perjuangan.

Alhamdulillah, hari ini Allah bukakan mataku, dan Allah sisipkan rasa empati dalam hati ini. Dan aku iri, tidak bisa ikut aksi. Meski begitu, jalan aksi itu banyak sekali dan aku bahagia bisa menularkan semangat ini kepada murid2ku. 

Nak.. aku berharap ketika kamu dewasa, Palestina sudah merdeka, tapi.. kalau belum juga. Majulah nak.. jadilah bagian dari pembebas Negeri Palestina. InsyaAllah Allah akan menangkan kelak.

#StandWithPalestine
#Fromtherivertorhesea

Sabtu, 04 November 2023

Saat dirimu merasa Jelek, tenang saja.. kamu tak sendiri!


"Kamu tuh ya udah pesek, item, berkumis, idup lagi"

"Perempuan kok jelek amat sih"

"Adik temanku imut-imut, kamu sih amit-amit"

"Saya tuh gak mau samaan sama kamu, jelek!"

Suara itu kembali terngiang dalam kepalaku hari ini.

Aku menahan tangis juga haru.

Tangis karena ternyata suara itu masih ada dalam kepala, juga haru karena nyatanya semua itu membentuk diriku yang sekarang. Hatiku tak lagi sesak, bahkan bibirku otomatis tersenyum mendengar suara kepalaku hari ini. Alhamdulillah

Izinkanlah aku mengalirkan emosi ini dalam bentuk tulisan seperti biasanya.

Air mata terburai kala jemari mulai mengetikkan satu persatu kata tentang sebuah memori masa sekolah.

Pada masa itu, tepatnya jenjang Sekolah Menengah Pertama, aku mengalami keguncangan yang sangat besar dalam kepercayaan diri.

Aku kehilangan percaya diri dan merasa tidak bisa mengikuti pergaulan anak seusiaku.

Aku tidak tahu, kalau di masa 'remaja', fisik begitu sangat diperhitungkan di dalam pergaulan.

Namun aku percaya, selalu ada kisah indah di setiap air mata.

[[ Singkat Cerita, di hari ini]]

And here we go, I want to tell you the truth.

Hari ini, Aku menjadi Guru di sebuah TK. Aku suka sekali untuk menceritakan kisah pada anak-anak agar mereka memiliki banyak referensi dalam bersikap saat menghadapi masalah.

Friday morning with  a lot of gratefulness, aku berkisah pada anak tentang Palestina. Berat rasanya, bukan.. bukan karena kisahnya, namun karena momen berkisahku diabadikan dengan kamera dan akan dipublikasikan dalam bentuk Video. 

Terbayang sudah ekspresi mukaku yang mungkin absurd. Tapi aku harus melakukannya. 

Aku hanya ingin berkata pada diriku sendiri yang mulai insecure dengan apa yang ada:

"Hallo.. diriku yang dulu sering mendapat hinaan dan cemoohan tentang fisik, dengarkan aku dulu ya. Kali ini, kamu sudah tidak lagi di fase remaja, dirimu sudah melesat jauh di usia dewasa. Kabar bahagianya, di dunia dewasa kamu tidak lagi harus pusing dengan penilaian orang lain, karena orang lain punya urusan sendiri, dan kamu bukanlah pusat dunia yang dipikirkan orang lain. Jadi, kamu tidak perlu khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentangmu. Hal penting saat ini adalah bagaimana kamu mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam dirimu menjadi suatu kebermanfaatan. Bukan.. bukan lagi dalam tahap pikiran, tapi kali ini dalam perbuatan, aku tahu dengan baik banyak sekali rencana dan mimpi yang kamu simpan sejak dulu, namun kamu selalu bersembunyi dan tidak berani untuk menampilkannya hanya karena kamu malu dan takut di bilang "jelek". Mari atur nafas sekarang, inhale--exhale"

Lalu kisah pun dimulai, kamu berkisah dengan segala kemampuanmu, berbekal bismillah kamu memulainya dengan yakin dan fokus terhadap tujuan kisahmu hari ini. Menyampaikan pesan moral dan semangat dalam membela kebenaran. Itu sudah bagus sekali, meskipun tidak semua anak menyimakmu, bahkan ada yang menangis karena pada saat kamu bercerita, ada anak yang bercanda dengan temannya kemudian menghasilkan tangisan merdu diantara ceritamu. 

Apa kamu merasa bersalah? tentu saja, aku tau dalam pikiranmu sudah bersliweran kata-kata yang otomatis terngiang dan masih berasal dari rasa insecuremu.

Biar aku ingatkan kembali, pada situasi saat itu, suara itu hadir

"Guru macam apa aku ini, engga becus jaga perhatian anak agar fokus"

"Duh... kasian tuh tim dokumentasi, pudar momennya karena kamu tidak menguasai situasi"

Oke.. ini apa-apa, tapi yuk.. inhale-exhale, La Tahzan Innallahama'ana.

Kamu pun kembali berusaha tetap seprofesional mungkin agar anak-anak kembali kondusif dengan ceritamu. Kamu ternyata bisa berfikir cepat dan situasi itu terlewati dengan baik, Alhamdulillah, Aku sangat apresiasi karena kamu sudah bisa berusaha lebih tenang dan proaktif dalam menghadapi situasi yang tidak terduga.

Akhirnya, kamu selesai dan kamu merasa senang dan bersyukur karena kamu bisa menularkan semangat secara alami kepada anak-anak.

Di akhir sesi cerita, ada kegiatan donasi, pembagian bendera palestina dan foto bersama serta membuat video yang menyuarakan "Free Palestine! Free Palestine! Free Palestine!"

Semangatmu begitu bergelora, namun kamu selalu memikirkan bagaimana hasil videonya, aku takut merusak visual dan orang-orang mengejekku seperti dulu. Aku takut diriku merusak pemandangan, aku takut diriku tidak enak untuk dilihat dan akan menurunkan citra sekolah. Pilihan itu mengganggumu.

Di suatu kesempatan sebelum video itu terbit dan dipublikasikan, kamu memohon pada tim dokumentasi untuk meminimalisir kehadiranmu di video tersebut dan hanya memilih momen dirimu yang cukup bagus. Tim dokumentasi bilang "Ya, akan diusahakan"

Syukurlah, aku lega.

Hari mulai sore, akhirnya video tersebut dipublikasikan.

Aku sungguh tidak berani melihat video itu, hanya sekilas. Aku hanya bertanya pada temanku "Apakah aku bagus?" temanku berkata "Ini hanya gerakan tanpa suara, tenang saja, kobe kok" katanya. Aku percaya, namun aku masih belum bisa, belum bisa melihat video utuhnya. Bahkan sampai pada tulisan ini terbit, aku masih mengumpulkan keberanian itu.

Kamu kembali berkata pada dirimu sendiri "Apa lagi yang kamu khawatirkan? bukannya saat ini kamu sudah menerima segala hal yang ada dalam dirimu? mengapa kamu masih takut untuk melihat dirimu sendiri menggunakan kacamata orang lain? Bukankah saat ini kamu sudah bersyukur karena kamu sudah mulai dan mau merawat dirimu? dan yang terpenting, kamu tidak lagi menilai sesuatu secara kasat mata, namun kamu sudah mulai menilai dengan makna, itu bagus. Apalagi yang membuatmu ragu, kamu sudah tidak berkata kasar pada dirimu sendiri atas perasaan jelekmu, itu juga sudah bagus, sejelek apapun kamu dipikiranmu, kamu tetap berharga, camkan itu!" kataku.

"Aku tau dan kenal betul segala gejolak perasaan dan pola ini, dan aku masih mengumpulkan keberanian. Meski belum berani, aku sudah meyakini bahwa orang-orang tidak lagi melihatku secara fisik semata, tapi mereka melihatku dari sisi lainnya, misal: kebermanfaatan skill yang aku miliki. Satu hal yang paling penting adalah tentang Tuhanku, Dialah yang memberikanku bentuk sebaik-baiknya agar aku bisa mengoptimalkan potensi titipanNya, tanpa melupakanNya. YaAllah, semoga aku bisa menjaga segala titipanMu ini, karena aku yakin apapun yang sedang aku rasakan saat ini, termasuk perasaan merasa jelek (meski terdengar sepele), aku tidak pernah sendiri, selalu ada Engkau yang memberikan ketenangan dan ketabahan hati. Terimakasih yaAllah, denganMu Aku tenang".

This is video of me, when I tell story about Palestine:

https://www.instagram.com/reel/CzLGW2HriOZ/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Dan ini fotoku saat menjelaskan Pelajaran tanaman Jahe di dalam kelas. Ekspresinya kocak wkwkwk.
Indahnya bahagia, karena hati sudah menerima.

It's really okay to feel ugly sometime, but don't judge yourself in negative way. Support yourself to fight this hard moment and accept it well. Maybe you're not the person who look ugly by someone, it's okay. But, I believe you have goodness in other stuff. So if the world have a lot Beauty standard, then you can make it by yourself with Allah sign. "Allah didn't judge you by how you look, but He judge you from your heart". So, accept it and let's grow up together.

Keep in trust, that Allah give you the best way.

Good luck!

 



Kamis, 28 September 2023

Kisah tentang Idola


Sebuah percakapan tiba-tiba terlintas dalam benakku. Tentang pertanyaan seorang teman yang bertanya: "Siapa idolamu?"

Hari itu.. aku bersama temanku bermalam di sebuah kos yang kosong, Karena kemalaman setelah ada kegiatan.
Sebelum tidur, ada bincang singkat tentang apapun, namun ada satu moment yang paling kuingat dari bincang itu.

Teman (T)
Aku(A)

T: "La'... Kamu punya Idola engga sih?"
A: "Hm... Engga tau sih, kayanya kalau untuk orang asli aku engga punya, tapi mungkin idolaku: Naruto"
T: "Kenapa?"
A: "Ya, Karena keren aja sih dia, meski disakiti oleh satu desanya tapi dia tetap menjadi orang baik, istilahnya dia tetap menjadi baik meski disakiti, bagiku itu sangat keren!"
T: "Oh.. gitu"
A: "Iya, emang kalau teteh idolanya Siapa?"
T: "Hm... Rasulullah engga sih?"

Setelah itu, aku tidak mengingat percakapan selanjutnya, namun kata-kata itu menamparku seribu tamparan. 
Aku merenung, betapa selama ini diriku jauh dari realita. Tidak mengenal siapapun untuk diidolakan.

Padahal ada sosok yang dulu, beliau memperjuangkan agama Islam agar tegak di muka bumi. Mendoakan umatnya agar selamat di dunia dan akhirat. Dan Allah utus beliau untuk menjadi "suri tauladan" terbaik yang pernah ada di muka bumi.

Lalu, jika aku bisa terpesona pada karakter fiksi yang tidak nyata hanya karena dia ditokohkan sedemikian rupa hingga menjadi pahlawan.
Maka, apa alasanku untuk tidak "berusaha" mengenal Nabiku, untuk bisa menjadikannya Idola dalam hidup. 

Ya Rasul..
Pelita cahaya yang engkau pancarkan 1400 tahun lalu, kini semakin terasa mengasing dalam hingar bingar realita kota.
Namun, ku percaya, cahaya yang engkau bawa itu, akan selalu menjadi cahaya hingga akhir zaman
Dan izinkan diriku
Umatmu yang belum mengenalmu sepenuhnya itu,
Menjadi umatmu yang rela Allah Tuhanku, Islam agamaku, dan Nabi Muhammad Nabiku.
Ya Allah.. izinkanku mengenal lebih dekat teladan terbaik hingga akhir zaman, dan izinkan ku install cinta ini pada murid dan anak keturunanku kelak agar mereka tak salah memilih Idola.
Aamiin yaRabbal alamin

#catatansebelumtidur

Rabu, 27 September 2023

Menyelaraskan doa dan ikhtiar




Siapa yang kalau makan baca doa ini? Atau minimal baca "bismillah.."

Saya.. Saya.. hehe

Tau gak?
Ada orang yang kalau berdoa sebelum makan doanya "Allahumma baariklana fiima razaqtana waqiina 'adzabannar" artinya kurang lebih: YaAllah berkahilah rizki karuniaMu ini, dan jauhkan kami dari siksa api neraka.
Kebanyakan muslim insyaAllah tau, hafal dan mempraktekan doa ini.
Tapi.. hal menariknya, setelah membaca doa yang indah itu. 

Eh.. menu makannya: seblak, mie pedess, cilok goang, dan makanan-makanan lain yang cenderung engga sehat untuk tubuh.
Siapa ini? Tentu saja bukan yang lagi baca tulisan ini, insyaAllah yang baca tulisan ini punya kegemaran menjaga pola makan yang sehat dan bergizi. 
AAMIIN PALING SERIUS :"))

Kalaupun misal ternyata itu adalah Kita, yuk istighfar dulu yuk! Astaghfirullah... Aku mohon ampun kepada Allah.

Sadar gak sih, Kita itu banyak sekali doa baiknya, tapi terkadang abai terhadap porsi ikhtiarnya. 

Ya kan masih mending kali, syukur2 masih banyak berdoa, daripada engga Sama sekali. Ya benar juga sih, tapi tentu akan lebih baik mewujudkan doa dengan memilih ikhtiar yang mendekatkan Kita pada harapan yang Kita sampaikan lewat doa yang Kita baca sebelum memulai sesuatu itu.

Huh.. padahal doa adalah kebutuhan Kita, dan ikhtiar setelah berdoa itu menggambarkan kesadaran Kita terhadap persoalan keyakinan. Kalau hanya berdoa sambil tidak memupuk kesadaran diri, emang engga malu sama Allah yang kasih dan mencukupi kebutuhan Kita? 





Selasa, 26 September 2023

Rezeki yang presisi




Sore itu.. jam pulang mengajar di sekolah.
Aku menuju parkiran sekolah seperti biasa untuk mengambil motor.

Saat kumulai menjalankan motor, ku teringat bahwa Aku belum mengisi bensin cukup lama, dan rasanya hari itu adalah waktunya isi bensin sebelum benar-benar kehabisan.
Aku tentu tidak dapat melihat sisa bensin, karena indikator BBM di motorku rusak.
Jadi, aku berhenti lalu memeriksa tanki bensin.

Aku cukup kaget, karena tankinya sudah hampir mengering. Akhirnya kuputuskan untuk melaju lebih cepat menuju SPBU terdekat di jalan raya sana, sambil berharap bensinku cukup untuk berkendara menuju SPBU terdekat.

Selama perjalanan, ku berdoa pada Allah semoga bensinnya cukup sampai SPBU dan aku tidak mau mendorong motor yang kehabisan bensin. 

Lalu, tiba-tiba.................
HEUUP!
Motorku berhenti

Iya! bensinku sudah menemui titik nadirnya.
Belum saja diri ini mengeluh, Allah menjawab doaku.
Ternyata, Aku berhenti persis disamping penjual eceran, saking persisnya, sang penjual telah bersiap menanyaiku mau isi berapa?
YaAllah............
untuk hal kecil ini saja, engkau sungguh menempatkannya pada tempat yang tepat di waktu yang pas dan sesuai dengan kebutuhanku.
Tak perlu pikir panjang, akupun segera menjawab '2 ya pak' sambil menyodorkan uang untuk membayar bensin tersebut.

Setelah proses isi bensin selesai, aku pun kembali melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan, aku tak henti bersyukur pada Allah yang telah memberi rezeki yang tak terkira, meskipun tidak sesuai dengan tujuan awalku. Ah benar! Allah memang maha Pengatur yang terbaik, Ialah yang mengatur agar aku berhenti tepat disamping penjual bensin eceran yang bukan menjadi tujuanku, hanya agar aku tidak perlu menuntun motor untuk sampai pada SPBU terdekat. Allah menggerakkan hatiku untuk mau bertransaksi membeli bensin eceran yang mana biasanya aku memilih SPBU karena dirasa lebih murah dan terjamin takarannya.
Mungkin, ini hanya kisah isi bensin, namun kalau direnungi lebih mendalam maka banyak sekali hikmah yang bisa kita petik dari kejadian ini.

Ah... siapalah aku.. seenaknya menilai dengan perasaanku. 
siapalah aku, yang kadang masih ragu akan jalan yang sudah digariskanNya.
siapalah aku, yang masih sering mengeluh atas susah payah yang tak seberapa bila dibanding NikmatNya.

Ya Allah, jagalah hatiku agar selalu bersyukur dan yakin akan segala yang kau takdirkan untukku, hatiku lebih lapang ketika mengetahui tak ada yang lebih baik terjadi ketimbang yang sudah terjadi.
Ya Allah, genggamlah hatiku pada ketaatan kepadaMu dan RasulMu.
Jadikanlah hamba dan orang2 yang hamba sayangi menjadi bagian dari barisan RasulMu kelak di surgaMu. Aamiin

Cari Blog Ini